Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Kuartal I 2025 Capai 4,85 Persen

id OJK

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Kuartal I 2025 Capai 4,85 Persen

Koordinator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sumatera Bagian Utara, Khoirul Muttaqien, mengungkapkan bahwa pada kuartal I tahun 2025, Pulau Sumatera mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,85 persen.  (Uluan Manurung)

Pekanbaru (ANTARA) - Koordinator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sumatera Bagian Utara, Khoirul Muttaqien, mengungkapkan bahwa pada kuartal I tahun 2025, Pulau Sumatera mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,85 persen.

Angka ini menempatkan Sumatera di peringkat ketiga secara nasional, di bawah Pulau Sulawesi (6,4 persen) dan Pulau Jawa (4,9 persen).

"Pertumbuhan ekonomi Sumatera masih berada di atas rata-rata nasional yang sebesar 4,87 persen, meskipun masih dibayangi tren penurunan harga komoditas ekspor utama seperti crude palm oil (CPO), minyak mentah, dan batu bara dibandingkan tahun 2022," ujar Khoirul dalam kegiatan Media Gathering yang digelar di Jakarta, Senin (4/8/2025), yang diikuti oleh 50 wartawan dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa di antara provinsi-provinsi di wilayah Sumatera Bagian Utara, hanya Provinsi Kepulauan Riau yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas nasional, yakni sebesar 5,16 persen. Sementara provinsi lainnya masih di bawah rata-rata nasional: Sumatera Utara (4,67 persen), Sumatera Barat (4,66 persen), dan Aceh (4,59 persen).

"Namun jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, ada dua provinsi yang berada di atas rata-rata nasional, yaitu Riau dan Kepulauan Riau," tambahnya. Riau memiliki PDRB per kapita sebesar 165,35 persen dari rata-rata nasional, sedangkan Kepulauan Riau sebesar 161,42 persen. Sebagai perbandingan, PDRB per kapita nasional saat ini berada pada level 78,62 persen", ucap Khoirul Muttaqien yang juga menjabat Kepala OJK Sumatera Utara.

Terkait inflasi, Khoirul menjelaskan bahwa hanya tiga provinsi yang mencatatkan angka inflasi lebih rendah dari nasional, yaitu Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara itu, inflasi di Kepulauan Riau dan Aceh masih tercatat lebih tinggi dari angka inflasi nasional.

“Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi di Sumatera Bagian Utara memang masih di bawah nasional. Kita pernah berada di atas nasional sebelum pandemi, namun setelah pandemi posisi kita cenderung di bawah,” tuturnya.

Jika dilihat per sektor dan per provinsi, Sumatera Utara mencatatkan pertumbuhan tertinggi di bidang transportasi dan pergudangan. Bahkan, provinsi ini sempat melampaui pertumbuhan nasional, khususnya saat momentum Pekan Olahraga Nasional (PON), namun kembali turun setelahnya.

Di Aceh, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Aceh Barat, yang didorong oleh sektor pertanian, khususnya komoditas kopi Gayo, kakao, dan nilam.

Sementara itu, Sumatera Barat masih didominasi oleh sektor perkebunan dan perdagangan besar. Di Riau, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor listrik dan gas, serta industri pengolahan pertanian. Adapun Kepulauan Riau lebih mengandalkan sektor industri pengolahan, perdagangan, dan perakitan.

Khoirul menegaskan bahwa data dan tren pertumbuhan ekonomi spasial ini menjadi landasan bagi OJK dalam menyusun strategi intermediasi, kebijakan ketahanan ekonomi, dan peningkatan literasi keuangan di wilayah Sumatera Bagian Utara.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.