Pekanbaru (Antarariau.com) - Ikatan Dokter Indonesia menargetkan untuk melatih 4.000 kader juru pemantau jentik (Jumantik) di Riau guna membantu menekan perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah fengue di wilayah setempat.
"12 kabupaten/kota se- Riau kami targetkan serentak mendapat pelatihan jumantik," kata Ketua Bendahara Umum PB IDI Ulul Albab pada acara pencanangan gerakan satu rumah satu jumantik di SD Negeri 157 Limapuluh, Pekanbaru, Jumat.
Ulul Albab menyebutkan selanjutnya kader jumantik yang sudah mendapatkan pelatihan ini akan didorong menyalurkan pengetahuannya kepada orang lain yang berada dilingkungan sekitar.
Dengan demikian apa yang dicanangkan hari ini satu rumah satu kader jumantik akan terlaksana.
"Kami akan mengajarkan bagaimana cara 3M plus yang benar yang paling penting kami latih mereka membuat larva trip atau perangkap larva nyamuk," kata Ulul Albab.
Diharapkan dengan pelatihan ini, para kader akan mengajari anggota lainnya minimal dari rumahnya sendiri, baru ke tetangga dan seterusnya ke lingkungan lebih luas.
"Kami akan memberitahu bagaimana cara yang benar melakukan 3M plus, yang terpenting juga membuat perangkap larva nyamuk dari bahan limbah," terang dia.
Ulul juga optimis dengan dibarengi pembuatan larva trip atau perangkap nyamuk maka akan mampu menekan kasus DBD di Riau secara umumnya.
"Pengalaman menunjukkan waktu pertama kali kami memasang perangkap nyamuk di Pelalawan 15 Oktober, kurang dari satu bulan jentik nyamuknya menurun sekitar lebih dari 70 persen," terang dia lebih rinci.
Ia menambahkan pihaknya optimis pembuatan perangkap nyamuk secara masal akan menekan jumlah kasus DBD. Ia mencontohkan Negara Singapura saja memanfaatkan perangkap telur nyamuk. Sementara Indonesia, Riau menangkap larvanya.
"Jadi larvanya kita tangkap, sebelum jadi nyamuk sudah kita bunuh," tegasnya menambahkan.
Disisi lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda S Munir membenarkan pihaknya sudah melatih lima orang kader jumantik pada tiap kelurahan.
"Yang sudah dilatih ada 25 kelurahan, akan berkembang hingga seluruh 58 terlatih," terang Helda.
Ia juga berharap masyarakat secara mandiri mengkampanyekan pembuatan larva trip atau perangkap larva nyamuk ini di lingkungannya.
"Ini adalah terobosan untuk memutus mata rantai nyamuk," katanya menambahkan.