Triwulan III-2016 Pertumbuhan IMK Riau Meningkat Sebesar 2,64 persen

id triwulan iii-2016, pertumbuhan imk, riau meningkat, sebesar 264 persen

Triwulan III-2016 Pertumbuhan IMK Riau Meningkat Sebesar 2,64 persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pada triwulan III-2016 pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Riau mengalami peningkatan sebesar 2,64 persen (q-to-q) terhadap triwulan pertama tahun 2016.

"Peningkatan produksi terbesar terjadi pada industri pakaian jadi yang tercatat sebesar 18,66 persen dan industri pengolahan lainnya yang tercatat sebesar 14,73 persen," kata Kepala BPS Riau Aden Gultom di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, pengumpulan data Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) mulai tahun 2009 dilaksanakan secara rutin setiap tahun melalui Survei IMK.

Namun, katanya, sejak tahun 2011 pelaksanaan pengumpulan data berubah menjadi rutin setiap triwulanan. Pengumpulan data

sebelumnya dilakukan melalui Sensus Industri Tahun 1974/1975, Survei Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga (IKKR) Tahun 1982, 1986, 1991, 1993, 1994 dan 1995 serta Sensus Ekonomi.

"Survei IMK tahun 2016 dilakukan melalui pencacahan secara sampel dengan pendekatan perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil. Perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 1 (satu) sampai dengan 19 orang, termasuk juga didalamnya pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar," katanya.

Ia menyebutkan, pertumbuhan produksi yang mengalami penurunan terbesar terjadi pada jenis industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang tercatat sebesar -11,78 persen, diikuti oleh jenis jasa reperasi dan pemasangan mesin dan peralatan sebesar -7,82 persen pada posisi kedua.

Sementara itu, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) triwulan II tahun 2016 mengalami penurunan sebesar -3,13 persen (y-on-y) terhadap triwulan II tahun 2015.

"Penurunan pertumbuhan terbesar terjadi pada jenis industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar -32,67 persen, diikuti oleh jenis industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar -23,75 persen pada posisi kedua," katanya.