Pekanbaru (antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat bahwa pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) pada triwulan III-2016 terhadap Triwulan II-2016 di Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar -1,66 persen.
"Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan produksi sektor industri manufaktur skala mikro dan kecil pada triwulan III tahun 2016," kata Kepala BPS Riau Aden Gultom di Pekanbaru, Kamis.
Ia menjelaskan, bahwa lebih dari separuh jenis industri berskala mikro dan kecil mengalami pertumbuhan produksi yang negatif pada triwulan tiga tahun 2016 terhadap triwulan dua tahun 2016.
Namun, pertumbuhan positif justru terjadi pada industri makanan, industri tekstil, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri alat angkutan lainnya, industri furnitur, industri pengolahan lainnya.
Berikutnya tumbuh positif juga terjadi pada industri jasa reparasi dan pemasangan mesin serta peralatan mengalami pertumbuhan produksi yang positif pada triwulan tiga tahun 2016 dibandingkan triwulan dua tahun 2016.
"Untuk pertumbuhan produksi IMK pada triwulan tiga tahun 2016 terhadap triwulan tiga tahun 2015 (y-on-y) di Provinsi Riau mengalami penurunan yakni sebesar -1,88 persen," katanya.
Akan tetapi, untuk keadaan nasional pada periode yang sama justru mengalami kenaikan sebesar 5,75 persen. Sehingga pertumbuhan produksi IMK di Provinsi Riau pada Triwulan III Tahun 2016 terhadap Triwulan III Tahun 2015 tidak lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan IMK secara Nasional pada periode yang sama.
Jenis-jenis industri yang mengalami pertumbuhan negatif terbesar di Provinsi Riau pada triwulan tiga tahun 2016 terhadap triwulan tiga tahun 2015 adalah jenis industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya pada peringkat pertama, disusul oleh industri kayu, barang dari kayu, anyaman rotan di tempat kedua.
"Jenis industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia berada pada posisi ketiga yang tumbuh negatif," katanya.
Namun terdapat pertumbuhan produksi yang positif di Provinsi Riau dalam periode tersebut dengan angka peningkatan produksi terbesar yaitu jenis industri percetakan dan reproduksi media rekaman dengan angka peningkatan produksi sebesar 38,15 persen.
"Peningkatan produksi terbesar kedua yakni industri makanan sebesar 19,28 persen, diikuti oleh jasa reparasi dan pemasangan mesin serta peralatan di tempat ketiga sebesar 9,84 persen," katanya.