Pekanbaru (Antarariau.com) - Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera menemukan setidaknya lima titik lokasi pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.
"Lokasi besarnya ada lima titik yang terhubung dengan rel untuk mengangkut kayu menuju kanal besar," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Eduwar Hutapea di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan lokasi pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil itu ditemukan oleh jajarannya bersama dengan Kodim Bengkalis, Polres Bengkais, Polda Riau serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam saat menggelar operasi terpadu (7/10).
Hanya saja, petugas tidak menemukan aktivitas pembalakan liar di lokasi itu. Sejumlah saksi mengatakan lokasi tersebut telah ditinggalkan para perambah beberapa hari sebelum operasi.
Dia menggambarkan lokasi tersebut mengalami kerusakan parah. Bahkan, di kawasan itu petugas masih menemukan sekitar 150 kubik kayu hasil pembalakan liar yang belum diangkut.
Sementara itu, ia mengatakan para perambah hutan di sana sudah sangat terorganisir. Mereka memasangi rel-rel yang menghubungkan antara satu titik ke titik lain. Di sana juga terdapat kanal sekunder yang langsung mengarah ke kanal primer.
Kanal primer sendiri diperkirakan sepanjang 18 kilometer yang mengarah ke desa Bukit Kerikil. Di desa itu kayu-kayu dari hutan dikumpulkan untuk kemudian di selundupkan ke provinsi maupun negara tetangga.
Polres Bengkalis yang turut terlibat pada tim gabungan itu sementara mengamankan seorang oknum Bhabinkamtibmas yang diduga terlibat aksi pembalakan liar itu.
Selain oknum polisi, informasinya juga terdapat oknum TNI yang diduga terlibat menjadi pelindung aktivitas pembalakan liar itu.
Komandan Detasemen Polisi Militer 1/3 Pekanbaru, Letkol (CPM) Johny Pelupessy mengatakan pihaknya masih mendalami dugaan keterlibatan oknum aparat tersebut.
Menurut Johny, pihaknya masih terus melakukan pendalaman dan memeriksa sejumlah saksi termasuk oknum yang diduga terlibat itu.