Pekanbaru (Antarariau.com) - Wali Kota Pekanbaru Firdaus mendesak agar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau 2x110 MW segera difungsikan sesuai janji PT Perusahaan Listrik Negara, guna mengatasi pemadaman bergilir di wilayah setempat.
"Kalau PLTU 2x110 MW Tenayan dapat beroperasi sesuai janji Agustus ini tentu bisa membantu krisis," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus di Pekanbaru, Selasa.
Firdaus menjelaskan karena dengan beroperasinya satu mesin pembangkit yang sudah selesai maka pasokan daya untuk jaringan interkoneksi akan bertambah dan terbantu walau nantinya akan masuk ke sistem.
Namun ia yakin ini sangat membantu di tengah kemarau dan krisis ketinggian air di PLTA Koto Panjang.
"Karena satu mesin beroperasi itu dapat membantu ketersediaan daya kita," katanya lagi.
Meski diakuinya masalah pengaturan teknis pembagian daya itu ada di tangan PLN. Namun ia mengharapkan pemadaman bisa dilakukan secara bijaksana.
"Karena listrik kita masuk pada interkoneksi sehingga masalah bukan di Riau saja," ujarnya.
Di tempat berbeda anggota DPRD Kota Pekanbaru, Jhon Romi Sinaga juga angkat bicara, agar PLN area Pekanbaru segera mencari solusi terbaik tanpa melakukan pemadaman bergilir. Terlebih lagi, di saat kondisi cuaca yang panas membuat masyarakat sangat membutuhkan listrik untuk menyalakan alat-alat elektroniknya.
"Hendaknya, PLN saat ini memiliki inovasi untuk memberi pelayanan listrik yang maksimal kepada masyarakat. PLN jangan hanya sesuka hatinya saja mematikan listrik dengan alasan yang sama di tiap tahunnya," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan, banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat kepada pihaknya di DPRD terkait pemadaman listrik yang mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat.
"Jika listrik padam, kami anggota dewan juga disalahkan warga. Mau tidak mau kami harus terima itu. Kami lihat saat ini memang keterlaluan, listrik padam tidak mengenal waktu, saat magrib dan dini hari pun listrik dipadamkan," ujarnya.
Bahkan ia mengeluhkan terkait jadwal pemadaman yang disampaikan pihak PLN, karena tidak sesuai dengan apa yang disampaikan.
"Bisa terjadi, misalkan jadwal pemadaman di wilayah Sukajadi, tapi pemadaman tersebut terjadi di wilayah Panam, ini kadang tidak sesuai, dan ini membuat masyarakat marah pada PLN," katanya.
Jhon Romi berharap, untuk soal jadwal pemadaman ini harus benar-benar jelas agar ada persiapan dari masyarakat. Ini harus dibenahi dan jangan sesuka hati memadamkan. Kami minta informasi pemadamannya harus jelas," ujarnya.