Permintaan Parsel di Pekanbaru Lesu, Ini 2 Hal yang Menyebabkannya

id permintaan parsel, di pekanbaru, lesu ini, 2 hal, yang menyebabkannya

Permintaan Parsel di Pekanbaru Lesu, Ini 2 Hal yang Menyebabkannya

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Resesi ekonomi tahun ini turut berimbas pada bisnis parsel di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, karena angka permintaan parsel untuk Idul Fitri 1437 Hijriah menurun sekitar 33 persen dibandingkan tahun lalu.

"Biasanya, pemesanan parsel sudah ramai meski belum memasuki bulan puasa, seperti tahun lalu ada 300 pesanan. Tapi tahun ini lebih sepi, angkanya untuk mencapai 200 pesanan sudah sulit," kata pengusaha parsel, Shintia, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan indikasi sepinya permintaan pada Lebaran tahun ini membuatnya menurunkan produksi parsel yang biasanya 1.500 keranjang menjadi tinggal 1.000 keranjang.

Menurut dia, kondisi ekonomi yang sedang lesu sangat berdampak pada turunnya permintaan, karena pelanggan parselnya banyak yang berasal dari perusahaan perkebunan dan pelanggan pribadi. Sementara itu, permintaan dari instansi pemerintahan justru hampir tidak ada setelah adanya larangan PNS menerima parsel.

"Bahan baku padahal sudah naik, sedangkan saya untuk menaikan harga jual tidak berani karena pesanan menurun dan pesaing juga makin banyak," kata Shintia yang menjual parselnya berkisar Rp200 ribu hingga Rp800 ribu per keranjang.

Ia mengatakan, harga jual parsel yang mayoritas berisi makanan tidak pernah sejak empat tahun terakhir. Untuk menyiasati biaya produksi yang meningkat tanpa menggerus profit, Shintia mengatakan terpaksa mengurangi kualitas makanan di dalam parsel.

"Kita masukan kue dan makanan ringan yang harganya lebih murah, tidak berani lagi makanan yang merknya sudah terkenal karena modalnya sudah mahal. Itulah caranya supaya bisa tetap mempertahankan harga," ujarnya.

Menurunnya permintaan parsel juga dirasakan oleh perajin rotan yang tiap tahun biasanya "kebanjiran" pesanan keranjang parsel Lebaran. Para pengrajin juga mengaku tidak berani menaikan harga, dengan risiko keuntungan mereka menurun.

"Bahan baku seperti paku saja sudah naik jadi Rp100 ribu per kotak, dari sebelum Ramadan biasanya Rp75 ribu. Bahan baku rotan juga naik dari Rp2.200 per batang menjadi Rp2.500. Tapi kami tak berani naikan harga jual," kata perajin rotan, Sugianto.

Sementara itu, harga keranjang parsel hingga kini masih dijual tetap seharga Rp15 ribu hingga Rp30 ribu tergantung modelnya.