Warga Rohil Menilai Anak IPDN Terkesan Eksklusif dan Tidak Membaur

id warga rohil, menilai anak, ipdn terkesan, eksklusif dan, tidak membaur

Warga Rohil Menilai Anak IPDN Terkesan Eksklusif dan Tidak Membaur

Rokan Hilir, (Antarariau.com) - Masyarakat mempertanyakan keberadaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Riau di Kabupaten Rokan Hilir sampai saat ini belum memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar dan terkesan eklusif.

"Selama ini kami melihat anak-anak praja IPDN tidak pernah sama sekali berinteraksi ataupun berbelanja dilingkungan dekat kampus. Kalau hal itu dilakukan tentu membantu mendongkrak pendapatan bagi masyarakat," kata warga setempat Ali, Rabu.

Warga menilai, keberadaan Kampus IPDN di Rokan Hilir masih jauh panggang dari api, padahal salah satu cita-cita para pejuang pendirian IPDN di daerah itu agar keberadaannya selain mencetak calon lurah atau camat, tapi juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar, salah satunya peningkatan aktifitas bagi masyarakat setempat.

"Ini tidak jika hari kuliah mereka dikampus, sebaliknya jika pada hari libur para praja maupun pihak kampus lebih memilih untuk keluar daerah," kesal Ali.

Ia menjelaskan, pada saat libur seluruh praja ramai-ramai keluar daerah yang diangkut menggunakan bus oleh pihak kampus tersebut.

"Saya rasa pihak kampus menerapkan sikap yang eklusif, padahal sebagai aset bangsa mereka diharapkan dapat beradaptasi dan memberikan efek positif kepada masyarakat," bebernya.

Ia mencontohkan seperti di kampus UNRI, UIN Suska Riau maupun UIR di Pekanbaru yang terbuka, dimana masyarakat sekitar mendapatkan efek langsung dengan tumbuhnya berbagai jenis usaha seperti Foto Copy, Jualan Pulsa, Usaha Makan Minum dan lain sebagainya.

"Memang ada beberapa bagian yang telah ditetapkan oleh pihak tertentu namun kegiatan lainnya seharusnya bisa melibatkan masyarakat tempatan, misalnya jasa tukang pangkas masa semuanya mengunakan jasa dari luar daerah," tuturnya.

Ia sangat mendukung apa yang telah dikatakan Presiden Joko Widodo bahwa paradigma itu harus berubah dan siap menghadapi revolusi mental.

"Presiden saja kalau ke lapangan tidak segan masuk parit dan seolah tidak ada jarak lagi dengan masyarakat mengapa ini malah terkesan ekslusif," katanya mempertanyakan. (adv)

Oleh Dedi Dahmudi