Pelalawan, (Antarariau) - Masyarakat masih keluhkan abate yang dijual oleh oknum yang mengaku sebagai perpanjangan tangan Dinas Kesehatan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), biasanya hal ini dilakukan dengan paksaan agar masyarakat mau membeli.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pelalawan melalui Kepala Bidang (Kabid) P2PL menyatakan dalam mensosialisasikan waspada dini demam berdarah pihaknya tidak pernah memperjualbelikan bubuk abate.
"Abate dari Dinkes tidak dijual, masyarakat bisa mendapatkannya gratis," ujar Kabid P2PL, Drs. Khairul, Apt, Kamis.
Menurutnya jika selama ini masih banyak oknum yang mengatasnamakan Dinas Kesehatan untuk menjual bubuk abate kepada masyarakat adalah bukan dari pihaknya.
"Selagi stok masih ada masyarakat bisa meminta langsung ke Puskesmas dan jajarannya yang ada di desa-desa," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa serbuk abate yang diberikan dari Dinkes tidak menggunakan merek. Abate adalah nama dagang dari temefos suatu insektisida golongan organofostat.
"Kita berikan dalam plastik, tidak dalam bungkus ber merek," terangnya.
Selama ini dengan adanya oknum yang menjual bubuk abate kepada masyarakat dinilai sangat meresahkan. Biasanya obat ini dijual berkisar antara 4000-5000 rupiah per bungkusnya dengan pembelian yang harus diakumulasikan sekaligus, misalnya satu keluarga harus membeli 5 bungkus.
Oleh karena itu pihak Dinkes memberikan saran agar masyarakat lebih jeli dan teliti serta tidak mudah percaya dengan tindakan oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut.
"Pada prinsipnya obat ini tidak diperjualbelikan, sehingga masyarakat harus pandai untuk menilai," sambungnya.
Selain itu dia juga mengajak agar masyarak lebih proaktif untuk menjaga lingkungan sekitar dengan melukukan 3 M yaitu Menguras, Mengubur dan Membersihkan.
"Untuk itu masyarakat harus memiliki kesadaran sendiri untuk mewasdai penyakit demam berdarah di lingkungannya dan biasakan hidup bersih dan sehat serta tidak segan-segan untuk meminta langsung abate kepada petugas jika tidak mendapatkan pembagian secara langsung," tutupnya.
Oleh Agustine Sri Pamungkas
