Tak kunjung rampung, masyarakat Desa Kuala Patah Parang keluhkan belum adanya listrik

id Desa kuala patah parang,PLN, listrik masuk desa

Tak kunjung rampung, masyarakat Desa Kuala Patah Parang keluhkan belum adanya listrik

Arsip foto. Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik. ANTARA/Nikolas Panama)

Tembilahan (ANTARA) - Masyarakat Desa Kuala Patah Parang, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, mengeluhkan lambannya progres aliran listrik masuk ke desa mereka, padahal hidup tanpa keterbatasan listrik merupakan dambaan masyarakat di sana sejak berpuluh-puluh tahun lamanya.

Kepala Desa Kuala Patah Parang, Dedi Suandi mengatakan pemerintah desa bersama masyarakat sudah melewati berbagai proses untuk mendukung percepatan akses listrik dari PLN masuk ke desa, namun sayangnya harapan dapat hidup terang benderang belum juga terwujud.

“Kami dari Pemdes, pengurus pembantu pelaksana jaringan listrik, BPD dan masyarakat sudah melewati berbagai proses untuk mendukung ini seperti gotong royong, mengurus alat berat tapi sampai sekarang masyarakat masih harus mengeluh karena belum dapat menikmati listrik,” ucap Dedy Suandi.

Dedi mengaku selama ini pihaknya sudah cukup membantu pihak PLN Mulai dari pengadaan alat berat, pembersihan lahan, penebangan pohon, hingga gotong royong per empat bulan sekali. Upaya tersebut tentunya agar akses listrik ke desa mereka segera rampung dan dapat dinikmati.

“Sampai ke kilo 8, rengat hingga Pekanbaru juga sudah kita lakukan untuk membicarakan solusi persoalan listrik di desa kami, tapi kesannya pihak terkait melempar bola kami harus ke sini, atau kesana,” ucapnya.

Dedi mengatakan, sejak sekitar satu tahun lebih, instalasi listrik sudah terpasang di desa mereka, namun hingga hari ini masih saja ada persoalan yang menjadi alasan terkendalanya penerangan dari PLN tersebut.

Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten agar mencarikan solusi atas persoalan tersebut sehingga tidak terkesan ditarik ulur.

Masyarakat pun sudah sangat mengeluh dengan kondisi keterbatasan listrik yang hanya menyala beberapa jam setiap malamnya.

Dedi menyebutkan setidaknya ada sekitar 442 KK di Desa Kuala Patah Parang yang mendambakan hidup tanpa keterbatasan listrik, dari jumlah tersebut sekitar 250 keluarga bahkan sudah mengeluarkan uang untuk membeli KWH.

“Apalagi jaringan sudah masuk instalasi listrik mulai dari tiang, kabel bahkan pemasangan KWH sudah selesai dikerjakan tinggal hidupkan api saja lagi, bahkan kemarin sudah coba hidupkan dua hari habis itu mati dan sampai sekarang belum ada kelanjutan,” terang Dedi Suandi.