Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mengaku takut dengan harga beras melambung tinggi dipasaran sebagai akibat lahan persawahan terendam banjir, sehingga terancam gagal panen.
"Saat ini musim hujan, tapi puncaknya diperkirakan Maret hingga April tahun ini. Kami khawatir ribuan hektare sawah padi milik petani kembali alami gagal panen," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre Riau dan Kepri, Tommy Despalingga di Pekanbaru, Kamis.
Akibat banjir melanda lahan persawahan terutama tanaman padi, lanjut Tommy, bisa mengakibatkan waktu panen petani di provinsi itu menjadi mundur dari waktu yang seharusnya.
Kondisi tersebut bisa menimbulkan gejolak harga beras dipasaran terutama pasar tradisonal pada sejumlah daerah 12 kabupaten/kota di Riau dan berpengaruh terhadap stok beras yang berada pada pihaknya.
Ia mengaku, hal yang paling dikhawatirkan pihaknya adalah akibat panen molor, maka akan mengakibatkan harga beras dipasaran meningkat tajam karena pasokan beras lokal berkurang.
"Dalam rangka antisipasi kenaikan harga beras, kami telah melakukan langkah agar harga beras tetap stabil dipasaran terutama dengan perkuat stok. Optimalisasi beras sejahtera dan lakukan operasi pasar," bebernya.
Tommy mengaku, pihaknya sudah melakukan operasi pasar di sejumlah daerah seperti di Pekanbaru bekerjasama dengan instansi terkait menjual beras murah dengan kualitas baik seharga Rp8.400 per kilogram.
Selain itu, penyaluran beras sejahtera atau rastra sebagai pengganti nama beras bantuan bagi masyarakat miskin atau beras miskin (raskin), juga sudah dilakukan seperti di Kampar dan Rokan Hulu.
"Kami salurkan dua bulan sekaligus yakni Januari dan Februari. Beberapa daerah lain masih dalam tahap administrasi dan mungkin karena pengaruh pergantian kepala daerah," jelasnya.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Riau menyebutkan 2.481 hektare lahan persawahan di daerah tersebut mengalami gagal panen akibat hujan deras yang mengakibatkan banjir pada awal tahun ini.
"Dari total luas lahan sawah yang terendam banjir di beberapa kabupaten di provinsi ini, terdapat sekitar 2.464 hektare kami pastikan gagal panen atau puso," ujar Kepala Distanak Provinsi Riau, Patrianov.
Menurut dia, berdasarkan data pihaknya menyebutkan luas lahan persawahan yang telah ditanami di provinsi tersebut kini mencapai 15.521 hektare.
Namun seluas 10.583 hektare lahan persawahan terendam banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai terutama di tiga kabupaten karena tingginya curah hujan di daerah tersebut.
Patrianov merinci, kerusakan sawah terbesar terjadi di Kuantan Singingi seluas 8.007 hektare terendam banjir, terdapat 1.014 hektare dipastikan puso dari total 9.637,35 hektare lahan persawahan di daerah itu.
Banjir tenggelamkan petakan sawah berada di Kampar total 2.805 hektare sawah sudah ditanam, diantaranya 2.336 hektare terendam banjir. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.434 hektara sawah dipastikan gagal panen.
Lalu di Indragiri Hulu dari total 464 hektare sawah yang sudah ditanam, terdapat 65 hektare diantaranya terendam banjir dan sekitar 16 hektare mengalami puso.
"Rusaknya petakan sawah tersebut, kami khawatirkan berpengaruh terhadap penurunan produksi beras di provinsi ini. Kami perkirakan tahu ini akan kehilangan produksi beras capai 6.000 ton akibat dampak banjir," katanya.
Berita Lainnya
Harga Cabai Turun Giliran Beras Melambung
10 January 2011 12:10 WIB
400 hektare sawah terendam akibat luapan Sungai Aworeka di Konawe, Sultra
09 July 2024 9:47 WIB
Petrokimia minta petani waspada ancaman hama akibat perubahan iklim
05 February 2022 20:32 WIB
228,5 hektare sawah gagal panen akibat banjir di Aceh Timur pekan lalu
16 January 2022 18:45 WIB
Sawah gagal panen akibat rob, Sopandi : Pak Gub, tanggulnya sudah jebol
09 December 2021 19:57 WIB
Kisaran Kerugian Negara Akibat Korupsi Sawah Siak Mencapai Rp450 Juta
25 October 2016 20:42 WIB
2.300 Hektare Sawah Akibat Banjir di Kuansing Belum Ditanami Padi
10 April 2016 16:25 WIB
500 Hektare Sawah Gagal Panen Akibat Banjir di Solok Selatan
09 February 2016 11:43 WIB