Sawah gagal panen akibat rob, Sopandi : Pak Gub, tanggulnya sudah jebol

id Gagal panen sawah di Meranti,Pendangkalan sungai,Tanggul jebol

Sawah gagal panen akibat rob, Sopandi : Pak Gub, tanggulnya sudah jebol

Lahan sawah petani di Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau terendam air akibat air laut pasang masuk. (ANTARA/dok)

Selatpanjang (ANTARA) - Ratusan hektare sawah masyarakat petani di Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, gagal panen akibat padinya terendam banjir robdi penghujung tahun.

Belum lagi ditambah tanggul rusak berat dan pendangkalan Sungai Sendaur dan Melaisehingga pengairan air pasang tidak berjalan normal dan air hanya mengendap disawah. Persoalan ini lantas membuat para petani merana sawahnya rusak karena terendam air laut.

Mau bagaimana lagi barang sudah terjadi, tidak ada yang bisa diharapkan selain bantuan dari pemerintah. Menunggu normalisasi sungai yang dijanjikan Gubernur Riau, Syamsuarjuga belum kunjung terealisasi.

Padahal saat Gubri melakukan kunker ke Desa Bina Maju beberapa bulan yang lalu, persoalan normalisasi Sungai Sendaur dan Sungai Melai telah disampaikan. Dan Gubri di hadapan ratusan petani Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir, berjanji untuk segera mengirim alat untuk melakukan normalisasi ke dua sungai tersebut.

Menunggu janji, tanggul pun keburu jebol. Padahal bertanam padi inilah yang menjadi satu-satunya usaha masyarakat desa setempat dalam menopang kehidupan keluarga.

"Kami mengharapkan ada perhatian serius dari pemerintah baik kabupaten maupun provinsi agar tanggul bisa diperbaiki dan sungai bisa segera dinormalisasi," harap Muhamad Fairus, seorang petani asal Bina Maju, Kamis (9/12).

Sungai Sendaur dan Melai yang sudah mendangkal itu dibangun sejak Kabupaten Bengkalis. Sungai ini menjadi alternatif untuk mengurai banjir yang menggenangi ratusan hektare sawah di Kecamatan Rangsang Pesisir sebagai pulau kecil terluar.

Sungai dengan lebar lima meter dan kedalaman mencapai 2,5 meter ini tak lagi berfungsi normal. Lumpur masin yang dibawa air laut saat pasang dari perairan Selat Malaka, telah menutup permukaan sungai dengan ketebalan mencapai dua meter.

Mirisnya lagi, aliran sungai yang dulunya mengalir deras air gambut, kini tak lagi mampu menampung debit curah hujan tinggi. Sungai yang membelah desa dari timur ke barat sudah penuh dengan sedimentasi dan ditumbuhi vegetasi pohon bakau.

"Iya sungai itu sejak Kabupaten Bengkalis lagi, jadi wajar saja kalau sudah mendangkal tentunya harus diperbaiki lagi agar bisa normal kembali. Kalau tidak maka tidak tau seperti apa nanti nasib petani kita ke depannya," aku Muhammad.

Sementara itu, anggota DPRD Kepulauan Meranti, Sopandi SSos mengungkapkan rusaknyasawah masyarakat di Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir akibat air laut pasang di akhir tahun membuat para petani dilema.

Hal ini, kata Sopandi, ditambah pula dengan rusaknya tanggul dan pendangkalan Sungai Sendaur dan Sungai Melai. Karena sungainya dangkal, air yang masuk akan lama keluar dari area sawah. Apalagi saat ini musim penghujan akan semakin sulit.

"Saya selaku wakil dari masyarakat Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir berharap Pak Gubernur Riau bisa melakukan normalisasi dua sungai ini. Apalagi tanggulnya sudah jebol Pak. Untuk itu, kita minta juga tanggulnya juga direhab," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti, Ifwandi menjelaskan bahwa tahun ini air pasang cukup tinggi. Jadi pada umumnya lahan-lahan pertanian di kabupaten bungsu di Riau kena banjir.

"Hampir rata-rata kena banjir. Baik di Rangsang Barat, Rangsang Pesisir, Desa Meranti Bunting, Desa Batang Meranti sampai ke DesaMengkirau. DesaMengkirau itu sebenarnya tidak pernah banjir tapi kali ini memang kena banjir habis," jelasnya.

Ifwandi mengaku pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap lahan-lahan masyarakat yang terkena banjir. Persoalan ini akan disampaikan ke Bupati untuk dicarikan solusi segera.

"Jadi saya sudah minta sama PPL untuk mendatanya berapa hektare yang terdampak banjir dan berapa KK. Nanti akan saya laporkan ke pak Bupati," ujarnya.

Ditambahkan Ifwandi, selain padi ada juga tanaman lain yang rusak di Desa Gogok Kecamatan Tebingtinggi Barat akibat banjir. Salah satunya adalah jagung.

"Memang kasihan juga kita dengan kondisi petani sekarang takutnya gagal panen tentu akan menjadi persoalan baru karena akan kekurangan kebutuhan pangan nantinya. Mudah-mudahan persoalan ini bisa segera diatasi," katanya.