228,5 hektare sawah gagal panen akibat banjir di Aceh Timur pekan lalu

id Aceh,sawah,terendam banjir,gagal panen,Pemerintah Aceh,Provinsi Aceh,Pemprov Aceh

228,5 hektare sawah gagal panen akibat banjir di Aceh Timur pekan lalu

Petani mengamati padi yang terendam banjir di Aceh Utara, Aceh, Kamis (6/1/2022). ANTARA FOTO/Rahmad

“Areal sawah puso tersebut tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Aceh Timur. Kami perkirakan para petani mengalami kerugian Rp6 juta rupiah per hektare," kata Erwin Atlizar.
Banda Aceh (ANTARA) - Seluas 228.5 hektare sawah di Kabupaten Aceh Timur mengalami puso atau gagal panen karena terendam saat bencana banjir pada pekan lalu.

"Untuk sementara ini ada 228,5 hektare sawah yang mengalami gagal panen," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur Erwin Atlizar di Aceh Timur, Sabtu.

Erwin Atlizar mengatakan areal sawah gagal panen karena padi puso tersebut tersebar di Kecamatan Indra Makmu dengan luas satu hektare. Kecamatan Julok dengan luas 4,5 hektare.

Kecamatan Idi Timur satu hektare, Kecamatan Ranto Peureulak dua hektare, Kecamatan Pereulak Barat dengan luas 40 hektare, Kecamatan Pereulak dengan luas 27 hektare, Kecamatan Sungai Raya dengan luas 6,5 hektare.

Selain itu Kecamatan Ranto Selamat dengan luas 15 hektare, Kecamatan Idi Tunong127 hektare, Kecamatan Idi Rayeuk1,5 hektare, dan Kecamatan Simpang Ulimtiga hektare.

“Areal sawah puso tersebut tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Aceh Timur. Kami perkirakan para petani mengalami kerugian Rp6 juta rupiah per hektare," kata Erwin Atlizar.

Sementara luas persawahan terendam banjir mencapai 5.799 hektare sawah, tersebar di 20 kecamatan, meliputi Simpang Ulim, Idi Rayeuk, Tunong, Ranto Selamat.

Kemudian, Kecamatan Simpang jernih, Sungai Raya, Pereulak, Pereulak Timur, Pereulak Barat, Peunaron, Nurussalam, Darul Aman, Banda Alam, Ranto Peureulak, Madat, Bireum Bayeun, Peudawa, Idi Timur, Julokdan Indra Makmur.

"Data sawah terendam banjir tersebut masih sementara karena sampai sekarang ini, kami masih terus mendatanya. Nanti, datanya juga kami kirim ke provinsi dan Kementerian Pertanian RI di Jakarta," kata Erwin Atlizar.