Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau menargetkan pembelian 5.000 ton beras produksi pertanian pada 2016.
"Target kami ini sama dengan tahun lalu," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional Riau, Tommy Despalingga di Bukittinggi, Minggu.
Tujuan pembelian beras produksi petani adalah untuk menjaga harga jual di tingkat sentra produksi tetap tinggi sehingga petani tidak akan dirugikan saat harga beras anjlok.
Pembelian, kata diam juga untuk menambah cadangan beras pemerintah (CBP).
"Inilah salah satu tugas Bulog untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani," urainya.
Untuk pembelian ini Bulog akan mengacu kepada harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp7.300/kg di tingkat gudang.
Untuk penyerapan beras petani disentra penghasil, Bulog Riau sudah mulai melakukan persiapan di awal tahun ini.
"Bulog Riau-Kepri sudah berkoordinasi ke Dinas Pertanian setempat," ujarnya.
Koordinasi disini menyangkut proses musim tanam di kalangan petani pada masing-masing wilayah sehingga waktu panen, luasan lahan yang ditanami dan perkiraan jumlah panen yang akan didapat.
"Semua tim Bulog di sentra padi akan memantau kondisi harga beras kala panen nantinya. Jika cocok dengan HPP maka akan dibeli semua berapapun jumlahnya," kata dia.
Namun jika harganya melebihi HPP maka Bulog tidak akan melakukan pembelian karena selain menyalahi aturan juga akan memberikan kesempatan bagi petani menjual produksinya dengan pilihan harga lebih bagus.
Ia optimistis tahun ini penyerapan beras petani oleh Bulog akan tinggi meski keberhasilan tersebut bukan ukuran yang diharapkan sebenarnya.
"Artinya petani bisa menjual harga produksinya lebih mahal ini akan berakibat pada meningkatnya kesejahteraan mereka," katanya.