Tembilahan, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau menjadikan perlombaan "Pacu Sampan Leper" sebagai salah satu wisata budaya yang dipertahankan di daerah itu. "Sampan leper ini merupakan sebuah cipta karya dari inovasi orangtua terdahulu dalam mengatasi masalah transportasi sungai yang harus mengikuti kondisi pasang surut," kata Bupati Inhil Muhammad Wardan di Tembilahan, Senin.
Wardan menjelaskan bahwa sampan ini merupakan perahu yang memiliki ukuran 1 x 3 meter dengan lantai dasar yang memiliki permukaan pipih dan datar.
"Hal itu sebagai penyesuaian agar dapat digunakan diatas air maupun lumpur," jelasnya.
Dia mengatakan Kabupaten Inhil adalah daerah yang terletak di pesisir Timur Pulau Sumatera sehingga Inhil merupakan daerah yang terdiri atas rawa-rawa dan sungai yang sering mengalami pasang dan surut.
"Hingga saat ini budaya pacu sampan leper masih tetap terjaga dan terus dikembangkan oleh Pemkab Inhil melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata," ujarnya.
Dia menyampaikan kegiatan ini diadakan setahun sekali dan diikuti oleh seluruh kecamatan yang ada di Inhil.
"Perlombaan ini dilaksanakan di daerah kawasan wisata Kuala Getek Tembilahan," katanya.
Selain Pacu Sampan Leper, juga terdapat wisata budaya lain yang dikenal dengan "Lombe Slodang". Budaya ini merupakan budaya tertua di Inhil.
"Lombe Slodang juga diperlombakan setiap tahun sebagai wujud mempertahankan dan melestarikan budaya daerah ditengah maraknya budaya asing," jelasnya. (Adv)