Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau menilai instansi terkait di Pemerintah Kota Pekanbaru tidak serius mengelola pariwisata padahal potensinya besar sebagai ibukota provinsi yang punya akses.
"Jujur saja Dinas Pariwisata Pekanbaru lemah, padahal potensinya besar. Komunikasi saja susah, ya seperti itulah," kata Kepala Disparekraf Riau, Fahmizal Usman saat diskusi bersama mitra kerja di Pekanbaru, Senin.
Dikatakannya bahwa Pekanbaru merupakan salah satu tujuan wisata "Meeting, Incentive, Confrence, and Exhibition" atau MICE. Hal itu terlihat dari maskapai penerbangan, hotel-hotel, dan asosiasi perjalanan yang sudah mumpuni, namun tidak ada interaksi dari Dinas Pariwisata Pekanbaru.
"Dengan kota kita undang, datang yang lain. Kemudian pertemuan berikutnya datang yang lain lagi. Padahal kita perlu satu persepsi," ujarnya.
Dia mencontohkan iven Marathon 10K yang sudah diselenggarakan Pemerintah Kota Pekanbaru sejak 10 tahun lalu. Iven itu, lanjut dia, tak banyak orang yang tahu bahkan ketika marathon di jalan pun tak ada yang lihat bahkan dia sebagai ejabat provinsi pun tak diundang.
"Lebih pada pelaksanaan proyek saja, lepas finis, dapat hadiah selesai. Padahal iven itu besar tujuannya supaya orang datang. Kalau tak ada orang datang untuk apa buat iven," lanjutnya.
Lebih dari itu, bahkan dia menilai iven yang diselenggarakan komunitas lari Pekanbaru yakni "LibuRun" lebih terihat dari Marathon 10K. Iven itu bahkan sehari sebelum Marathon 10K pada tahun ini dan mendapat sambutan yang luar biasa.
Hal yang sama juga disamaikan Ketua Association of Indonesian Tour an Travel (Asita) Riau, Ibnu Masud. Menurutnya sangat banyak sekali wisatawan nusantara banyak ke Pekanbaru.
Dia mencontohkan banyaknya wisatawan dari Sumatera Barat yang berkunjung di akhir pekan ke Pekanbaru. Banyak hotel di Pekanbaru yang berlangganan orang dari Sumbar setiap pekan.
"Tapi tak ada datanya oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Memang sangat menyedihkan responnya," ujarnya.