Investor Jepang Lakukan Perluasan Bukan Hengkakng

id investor jepang, lakukan perluasan, bukan hengkakng

Investor Jepang Lakukan Perluasan Bukan Hengkakng

Jakarta, (Antarariau.com) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima laporan mengenai rencana perluasan investor Jepang saat mengklarifikasi informasi ancama hengkang sejumlah investor di wilayah Batam, Kepulauan Riau.

Rencana perluasan tersebut datang dari PT Sumitomo Wiring Systems Batam Indonesia (SWSBI) yang berencana untuk melakukan ekspansi senilai 5 juta dolar AS dan menyerap kurang lebih 1.500 tenaga kerja baru.

"Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah untuk menarik minat investasi asing. Oleh karena itu, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, kami aktif melakukan klarifikasi," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam kunjungan ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu, Franky menyambut positif rencana tersebut lantaran hal itu menunjukkan bahwa perbaikan iklim investasi di Indonesia direspons positif oleh investor asing.

"Ini tentu positif dan harus kita apresiasi. Kami mencatat beberapa hal yang diperhatikan perusahaan Batam terkait dengan maraknya demo buruh dan kondisi infrastruktur yang perlu diperbaiki," katanya.

Franky juga menyampaikan optimisme akan realisasi investasi di Batam akan dapat tetap tumbuh pada masa yang akan datang.

"SWSBI akan melakukan ekspansi proyeknya, dengan rencana investasi sebesar 5 juta dolar AS dan rencana penyerapan tenaga kerja 1.500 orang. Hal ini membuktikan Batam masih menjadi tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investasi yang berorientasi ekspor," ujarnya.

SWSBI merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang telah beroperasi selama 25 tahun dan bergerak di bidang usaha industri peralatan listrik dan produk yang dihasilkan adalah "wire harness".

Realisasi investasi perusahaan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) Semester I Tahun 2015 tercatat sebesar 16 juta dolar AS (Rp201 miliar). Ada pun tenaga kerja yang diserap hingga saat ini sebesar 1.500 orang.

Perusahaan yang berlokasi di Kawasan Industri Batamindo itu memiliki kapasitas produksi "wire harness" 260.000 set/tahun yang seluruhnya diperuntukkan bagi pasar ekspor ke Thailand, Vietnam dan Tiongkok, dengan nilai ekspor pada Semester I Tahun 2015 sebesar sekitar 383 juta dolar AS.

Selain perusahaan asal Jepang itu, PT Vetco Gray Indonesia (VGI) yang berasal dari Amerika Serikat juga berencana untuk melakukan perluasan.

Perusahaan itu berencana akan melakukan proyek perluasan yang berlokasi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Proyek Perluasan berencana akan akan memproduksi "vertical subsea tree", yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengksplorasi, mengebor, pengembangan dan operasi sebuah lapangan minyak dan gas yang berada di bawah permukaan air (laut), dapat digunakan di daerah yang dangkal (shallow) atau laut dalam (deepwater).

Sepanjang periode Januari-September 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2014, realisasi investasi di Batam mengalami peningkatan hampir dua kali lipat untuk total penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp4,7 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 99,6 persen dari Rp2,3 triliun.

Total realisasi investasi untuk sektor industri PMA dan PMDN di Batam sebesar Rp2,63 triliun, yang merupakan 55,9 persen dari total realisasi investasi di Batam dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia untuk sektor industri sebesar 6.610 orang.

Realisasi PMA berdasarkan negara asal di Batam untuk periode Januari ¿ September 2015 adalah Hongkong (0,10 miliar dolar AS), Singapura (0,07 miliar dolar AS), Jepang (0,05 miliar dolar AS), Malaysia (0,01 miliar dolar AS) dan Amerika Serikat (0,01 miliar dolar AS).

Berdasarkan data tersebut, investasi yang berasal dari negara-negara Asia masih mendominasi investasi di Batam.