BNI permudah 400 investor Jepang berbisnis di Indonesia

id BNI, BNI Persero,BNI 46

BNI permudah 400 investor Jepang berbisnis di Indonesia

Aktivitas di Kantor BNI yang memperhatikan protokol kesehatan saat pandemi COVID-19. (ANTARA/HO-BNI)

Ke depannya, BNI merencanakan untuk menyediakan serta mengembangkan layanan yang sama untuk investor-investor yang berasal dari Korea dan China
 Pekanbaru (ANTARA) - Upaya untuk terus mendukung masuknya investasi langsung para penanam modal asing terutama dari perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia terus dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui unit International Desk.

BNI memberikan layanan yang menyeluruh untuk memudahkan para investor saat berbisnis. Kenyamanan yang disiapkan BNI mencakup pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), penerbitan letter of credit (L/C), pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahyu Setiawan dalam pernyataan tertulis yang diterima di Pekanbaru, Selasa, menjelaskan saat ini, di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan.

Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang (Japan Regional Banks/JRB) yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar merupakan perusahaan berbasis teknologi.

JRB tersebut tidak memiliki kantor cabang di Indonesia. BNI memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabah JRB di Indonesia.

Salah satu terobosan yang dilakukan BNI dalam berkolaborasi dengan JRB adalah menyediakan fasilitas kredit dalam denominasi Yen atau Rupiah untuk perusahaan-perusahaan Japanese - Indonesian related yang berorientasi ekspor.

Fasilitas ini diberikan melalui skema penjaminan dari bank-bank JRB (back to back loan). Skema ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bank lokal di Indonesia. Hal ini bisa dilakukan karena BNI memiliki kantor cabang luar negeri (KCLN) di Tokyo yang memiliki perjanjian kerjasama dengan bank-bank regional di Jepang.

"Pinjaman dalam bentuk Yen atau Rupiah ini dimungkinkan dengan adanya dukungan pendanaan dari 54 Japan Regional Bank (JRB) melalui BNI Tokyo, sehingga pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang kompetitif," ungkap Putrama.

Kerjasama dengan JRB ini telah membuahkan hasil. BNI mampu menghimpun dana sekitar Rp6,5 triliun, plus mendapatkan perluasan basis nasabah sebanyak 400 perusahaan Jepang yang telah menjadi nasabah BNI. BNI Tokyo sendiri juga berperan aktif untuk menarik investor-investor Jepang ke Indonesia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tokyo.

Sepanjang semester I-2020, kinerja unit International Desk sendiri cukup menggembirakan dimana eksposur pinjaman tumbuh 44,4 persen secara tahunan (yoy), serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 18,4 persen yoy. Ke depannya, BNI merencanakan untuk menyediakan serta mengembangkan layanan yang sama untuk investor-investor yang berasal dari Korea dan China.

Kami mengharapkan perusahaan Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini dan juga menggunakan layanan perbankan lainnya dari BNI secara menyeluruh. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan BNI, tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya," pungkas Putrama.

BNI Tokyo sendiri telah berdiri sejak tahun 1959 sebagai Representative Office dan ditingkatkan statusnya menjadi cabang pada tahun 1969, setahun setelah adanya amanat Presiden Soekarno melalui UU No. 17 tahun 1968 yang menugaskan BNI sebagai benteng pertahanan ekonomi. BNI Tokyo diberikan peranan untuk menghimpun dana-dana dari luar negeri dan diinvestasikan ke Indonesia.

Nasabah berbagai industri

Terdapat beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan skema pembiayaan dan layanan perbankan ini untuk membantu pengembangan bisnisnya seperti PT Banshu Electric Indonesia (BEI) yang merupakan perusahaan joint venture antara Jepang dengan pengusaha lokal Indonesia yang memproduksi suku cadang otomotif wire harness untuk kendaraan bermotor roda dua dan industri alat berat lainnya.

PT BEI sendiri telah banyak melakukan ekspor produknya ke beberapa negara dan bahkan telah melakukan ekspansi ke India untuk membuat industri komponen serupa dalam rangka penetrasi pasar India yang sangat besar. Selain itu juga terdapat PT Sunchirin Indonesia yang merupakan produsen komponen AC dan radiator untuk keperluan industri otomotif di Indonesia dan di luar negeri.