Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemko Pekanbaru, Provinsi Riau menyebutkan daerah itu masih kekurangan tenaga bidan sebanyak 1.170 orang jika mengacu kepada standar kesehatan dunia.
"Sesuai Standar satu bidan mengawasi 130 orang penduduk," kata Wali Kota Pekanbaru H Firdaus di Pekanbaru, saat perayaan Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke- 64, sekaligus pencanangan bulan bhakti IBI KB Kesehatan tingkat kota Pekanbaru, yang dipusatkan pada Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kecamatan Tampan, Selasa.
Wako menjelaskan, sangat prihatin karena perbandingan antara tenaga kesehatan khususnya bidan di wilayah itu tidak seimbang dengan jumlah penduduk.
Sementara untuk mewujudkan visi, misi kota Pekanbaru menuju Metropolitan Madani, sumberdaya yang perlu dibangun salah satunya adalah kesehatan masyarakat.
"Jika masyarakatnya sakit bagaimana akan bisa membangun," paparnya.
Menurut Wako, upaya peningkatan kesehatan di kota Pekanbaru terbilang sulit. Pasalnya jumlah bidan tidak sebanding dengan jumlah penduduk kota Pekanbaru. Karena jumlah bidan yang ada di wilayah itu hanya 796.
Menurut analisa Wako, dengan penduduk 1,1 juta jiwa. Saat ini diperkirakan satu bidan mesti melayani 1300 penduduk.
"Ini sangat mengkhawatirkan sekali," ungkapnya.
Maka dari itu, saran Wako, untuk kedepannya, tugas IBI bisa sangat lebih berat, karena harus melayani banyaknya penduduk. Apalagi ditambah dengan pencanangan program 1000 hari kelahiran bayi adalah tanggung jawab bidan.
Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Helda S Munir mengatakan upaya pemenuhan kekurangan tenaga kesehatan ini khususnya bidan sudah di lakukan pihaknya, dengan mengusulkan ke BBD.
"Sudah diusulkan tenaga dokter bidan, perawat, tenaga teknis, gizi dan sebagainya," kata dia.
Selain itu ia menuturkan, pihaknya, kini juga akan mendistribusikan 40 tenaga medis dan 36 bidan hasil rekrutmen Pemko.
"Kita distribusikan sesuai alokasi kementrian kesehatan, ditambah 36 dari K2," tambahnya.