Demonstran Kosovo Tuntut Menteri Etnik Serbia Mundur

id demonstran kosovo, tuntut menteri, etnik serbia mundur

Demonstran Kosovo Tuntut Menteri Etnik Serbia Mundur

Pristina, (Antarariau.com) - Polisi di Kosovo, Sabtu, menembakkan gas air mata untuk membubarkan kelompok demonstran yang melempar batu, di tengah aksi ribuan orang yang turun ke jalan-jalan Pristina untuk menuntut pemecatan seorang menteri dari etnik Serbia yang dituduh menghina etnik mayoritas Albania.

Bentrokan meletus pada akhir unjuk rasa di ibu kota itu, di mana menurut polisi sekitar 7.000 orang menyeru pemerintah memecat Menteri Perburuhan dan Kesejahteraan Sosial Aleksandar Jablanovic, salah satu dari tiga menteri etnik Serbia dalam kabinet Perdana Menteri Isa Mustafa.

Sekitar seratus pengunjuk rasa melemparkan batu-batu, memecahkan kaca jendela-jendela gedung pemerintah dan kafe-kafe terdekat serta restoran, sebelum membubarkan diri, kata seorang koresponden AFP di lokasi itu. Tiga polisi cedera dalam unjuk rasa itu, kata polisi.

Jablanovic telah memicu kemarahan dua pekan lalu ketika ia menyebut satu kelompok etnik Albania "kejam" karena berusaha mencegah para peziarah Serbia mengunjungi satu biara di Kosovo barat pada Hari Natal Ortodoks. Kelompok itu mengklaim "para penjahat perang" ikut dalam para peziarah itu.

Menteri itu kemudian secara terbuka minta maaf atas komentar-komentarnya tetapi massa yang marah terus melakukan unjuk rasa menentangnya di seluruh wilayah yang memisahkan diri dari Serbia itu.

Serbia dan bekas provinsinya terlibat perang tahun 1998-1999 yang berakhir ketika serangan udara NATO mengusir pasukan yang dikuasai Beograd dari Koosovo.

Kosovo secara sepihak mengumumkan kemerdekaan dari Serbia tahun 2008.

Sekitar 120.000 warga Serbia kini tinggal di Kosovo, di mana 90 persen dari 1,8 juta penduduknya adalah etnik Albania.

Perdana Menteri Mustafa memasukkan tiga menteri Serbia dalam kabinetnya yang beranggotakan 21 menteri dalam usaha memperbaiki hubungan dengan kelompok minoritas terbesar itu serta dengan Serbia, yang tidak mengakui kemerdekaan wilayah itu.