Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepulauan Riau berupaya mengurangi susut daya kelistrikan yang kini mencapai 13 persen dengan mengoperasikan gardu induk Pasir Putih dan Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
"Selain dapat mengurangi susut daya, pengoperasian gardu induk itu juga akan memudahkan PLN mengalirkan listrik dari jaringan interkoneksi Sumatra Bagian Tengah ke masyarakat," kata General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Doddy Pangaribuan, kepada wartawan di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, susut daya kelistrikan sekitar 13 persen tersebut tergolong tinggi karena panjangnya jaringan yang harus dilalui listrik sehingga daya berpotensi hilang memuai menjadi panas. Menurut dia, sejauh ini PLN di Riau baru memiliki 24 gardu induk, sehingga harus membentangkan kabel yang lebih panjang untuk melayani pelanggan.
Ia mengatakan PLN membutuhkan investasi sekitar Rp70 miliar untuk proyek gardu induk di luar biaya pembebasan lahan. Kebutuhan lahan untuk setiap gardu induk sendiri mencapai 1,7 hektare.
"Kami meminta bantuan pemerintah daerah untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembebasan lahan, karena ini untuk kepentingan bersama juga," katanya.
Ia mengatakan, secara keseluruhan rasio elektrifikasi Riau kini mencapai 79,5 persen lebih rendah dari target yang ditetapkan untuk 2014 sebesar 80 persen.
Kebutuhan listrik di Riau sendiri masih dipasok oleh jaringan wilayah sekitarnya yang terhubung melalui jaringan interkoneksi Sumatra Bagian Tengah, karena hanya mampu memproduksi 450 Mw dari seluruh pembangkit yang ada di provinsi itu.
"Cadangan tiga persen dari total beban puncak saat ini sangat rawan, karena kalau ada pembangkit yang mengalami masalah, kondisi kelistrikan Riau langsung defisit lima persen," katanya.
Sementara itu, PLN kembali mengundur target penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan Raya di Kota Pekanbaru, Riau, dari sebelumnya pada bulan Maret tahun ini menjadi Juni 2015.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, agar penyelesaian pembangunan menara transmisi dapat diselesaikan segera," katanya.
Pembangunan PLTU Tenayan Raya telah berulangkali molor dari jadwal padahal sebelumnya pembangkit ini dibangun untuk menunjang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau pada 2012. Pembangunan proyek itu awalnya terhambat karena masalah pembebasan lahan.
Namun, proyek itu kini kembali molornya karena masalah pembangunan menara transmisi. Penyelesaian pembangkit listrik dengan kapasitas 2X100 megawatt (Mw) itu terkendala pembangunan menara transmisi yang menghubungkan wilayah Tenayan Raya menuju Teluk Lembu.
Menurut dia, masih ada tujuh menara transmisi yang belum dibangun karena terkendala pembebasan lahan. Padahal, listrik yang dihasilkan dari pembangkit harus segara disalurkan menuju konsumen melalui menara transmisi tersebut.
Keterlambatan penyelesaian pembangkit tersebut membuat kondisi kelistrikan di Riau masih rawan terjadi pemadaman. Pasalnya, cadangan listrik di daerah tersebut hanya sekitar tiga persen dari beban puncak yang mencapai 503 Mw.
Berita Lainnya
YLKI nyatakan belum ada keluhan isi daya kendaraan listrik selama Lebaran 2024
20 April 2024 11:04 WIB
PLN Indonesia Power pastikan pembangkit bersumber dari EBT andal layani libur Lebaran
12 April 2024 15:50 WIB
Dirut PLN Darnawan Prasodjo pastikan PLTU Paiton dalam kondisi prima
06 April 2024 10:52 WIB
PLN imbau warga pastikan kondisi listrik di rumah aman sebelum berangkat mudik
05 April 2024 9:29 WIB
PLN Riau dan Kepri bantu 67 KK miskin sambungan listrik gratis
16 March 2024 21:08 WIB
PLN Riau siaga keandalan listrik di bulan Ramadhan
15 March 2024 14:40 WIB
PLN jalankan program rehabilitasi mangrove pada 20 hektare lahan di NTT
07 March 2024 13:24 WIB
Chery-PLN jalin kerja sama program penambahan daya konsumen mobil listriK
21 February 2024 10:25 WIB