Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, Riau, membagikan secara gratis obat penyakit filariasis atau kaki gajah kepada masyarakat mengingat tingginya jumlah penderita di daerah itu.
"Pemberian obat gratis tersebut telah dilakukan sejak lama, hanya saja lebih digencarkan mengingat terus bertambahnya penderita filariasis," kata Kepala Dinas Kesehatan Rokan Hilir Junaidi Saleh kepada pers lewat sambungan telepon, Sabtu.
Ia menjelaskan awalnya distribusi obat-obatan dilakukan melalui pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di tiap kecamatan.
Namun karena tidak terlalu efektif, lanjut dia, kemudian pembagiannya dilakukan dengan cara mendatangi ke rumah-rumah warga penderita penyakit kaki gajah.
Menurut data Dinkes Rokan Hilir, jumlah penderita penyakit kaki gajah (filariasis) di daerah itu terus bertambah dan terbanyak pada 2013 hingga saat ini berada di di Kecamatan Pasir Limau Kapas yakni mencapai 21 orang.
"Ini merupakan kecamatan dengan jumlah penderita tertinggi se-Kabupaten Rokan Hilir sejak tahun 2013," katanya.
Makanya, menurut dia menjadi penting cara pencegahan atau penyembuhannya dilakukan lebih intensif salah satunya dengan pembagian obat gratis.
"Kalau memang masyarakat tidak sempat datang ke Puskesmas untuk mengambil obat tersebut, kami akan mengatarkannya ke rumah," kata dia.
Harapannya, lanjut dia, penyakit tersebut dapat ditekan dan penderitanya sembuh sehingga dapat melanjutkan aktivitas seperti baiasanya dna tidak lagi menular ke orang lain.
Penyakit kaki gajah menurut penelusuran adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa, berkembanglah menjadi penyakit tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
"Penyakit kaki gajah bukan penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.