Pembangunan PLTU 2X110 MW Terkendala Pembebasan Lahan

id pembangunan pltu, 2x110 mw, terkendala pembebasan lahan

Pembangunan PLTU 2X110 MW Terkendala Pembebasan Lahan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pembangunan jaringan pembangkit listrik tenaga uap 2x110 megawatt sebagai upaya PT PLN (Persero) memulihkan kondisi kelistrikan di Riau masih terkendala pembebasan lahan, salah satunya Pemerintah Kota Pekanbaru tidak memberi izin.

"Saat ini pembangunan PLTU Tenayan Raya di Pekanbaru masih terkendala oleh persoalan pembebasan lahan yang tak pernah tuntas," kata Deputi Manajer dan Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Sarno kepada Antara di Pekanbaru, Rabu siang.

Terutama, kata dia, pembangunan jaringan tower di wilayah Teluk Lembu menuju Kecamatan Tenayan Raya yang melintasi banyak lahan milik pemerintah kota.

Pada jalur ini, demikian Sarno, sebenarnya akan ada 30 tower yang dibangun, namun tiga di antaranya masih terhambat oleh pembebasan lahan milik pemda yang tidak kunjung tuntas.

Akibatnya, kata Sarno, pembangunan jaringan PLTU wilayah Teluk Lembu-Tenayan Raya yang seharusnya ditargetkan selesai sejak beberapa bulan lalu, sampai sekrang belum juga tuntas.

"Pemerintah Kota Pekanbaru belum bersedia membebaskan lahan tersebut dengan alasan akan dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," katanya.

Padahal menurut Sarno, pembangunan tower PLTU tersebut tidak akan menghambat rencana itu. "Karena satu tower paling hanya memakan tanah seluas 19x19 meter atau 19x20 meter. Tidak lebih luas dari itu," katanya.

Sebelumnya General Manager (GM) PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Doddy Benjamin Pangaribuan mengatakan pembangunan PLTU 2x110 MW Tenayan Raya, Pekanbaru, sudah mencapai 80 persen.

"Dua akses jalan menuju PLTU tersebut dalam waktu dekat akan segera mulai dibangun," katanya.

Ia mengatakan, saat ini progress pembangunan sudah 80 persen, kemudian ada rencana untuk pembangunan jalan menuju lokasi tersebut, namun masih perlu koordinasikan dengan Pemkot Pekanbaru dalam pembangunan jalan itu.

PLTU Tenayan Raya merupakan solusi untuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Riau, selain ada bantuan dari pembangkit lain di Riau. Seperti PLTU di Kabupaten Indragiri Hilir yang berkapasitas 2X7 MW sudah mencapai 25 persen.

PLTU Tenayan Raya 2×110 MW rencana akan mulai beroperasi dan masuk ke dalam sistem interkoneksi Agustus 2014 unit pertama sebesar 1x110 MW, namun dimundurkan karena berbagai kendala termasuk pembebasan lahan yang tak pernah tuntas.

"Ditargetkan pertengahan tahun depan baru beroperasi," kata Sarno.

Sesuai kontrak kerja, pembangunan tahap pertama untuk unit PLTU 2×110 MW Tenayan Raya memakan waktu selama 30 bulan dan menghabiskan biaya sekitar Rp1,31 triliun yang bersumber dari PLN dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah.

PLN WRKR juga menargetkan sampai akhir 2016 akan ada daya baru sebesar 2.000 MW yang berasal dari sejumlah pembangkit listrik yang ada di Riau. Seperti penambahan pembangkit di Teluk Lembu, Jalan Tanjung Datuk, Pekanbaru dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Duri, Kabupaten Bengkalis yang diperkirakan mampu menghasilkan daya sebesar 136 MW.

Kemudian yang akan masuk ke sistem interkoneksi yakni pembangkit yang sedang dalam tahap pembangunan di Rawa Minyak, pembangkit di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, pembangkit di Pranap, Kabupaten Indragiri Hulu dan di Kota Dumai.