PLN Kebut Pembangunan PLTU Pekanbaru 220 MW

id pln kebut, pembangunan pltu, pekanbaru 220 mw

PLN Kebut Pembangunan PLTU Pekanbaru 220 MW

Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT PLN terus menggesa penyelesaian pembangunan PLTU Tenayan Raya di Kota Pekanbaru berdaya 220 megawatt (MW) yang ditargetkan bisa beroperasi seluruhnya pada Desember tahun ini untuk mengatasi defisit daya listrik di Provinsi Riau.

"PLTU Tenayan Raya secara fisik sudah sekitar 72 persen, semua peralatan sudah ada dilokasi dan dalam proses pengerjaan," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Riau-Kepri Sarno, di Pekanbaru, Rabu.

Selama tiga tahun terakhir PLN sempat terkendala dalam proyek PLTU Tenayan Raya terutama akibat masalah pembebasan lahan. Menurut Sarno, PLN menargetkan satu unit pembangkit berdaya 110 Mw diperkirakan akan terpasang pada Oktober menyusul satu unit lagi pada Desember 2014.

"Akhir tahun ini dua pembangkit itu diharapkan selesai," katanya.

Disamping itu, ia mengatakan PLN juga mengejar pembangunan transmisi untuk mengalirkan listrik dari pembangkit tersebut. PLN kini menjajaki pembicaraan dengan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk bisa menggunakan lahan Kawasan Industri Tenayan untuk transmisi tersebut.

Ia menjelaskan listrik dari PLTU Tenayan Raya direncakan akan dialirkan melalui transmisi dari Tenayan Raya-Teluk Lembu dengan membangun gardu Induk di daerah Pasir Putih serta lewat transmisi Tenayan ke gardu Induk Garuda Sakti. PLN berharap pembangunan transmisi akan rampung dengan cepat bersamaan dengan pengoperasian PLTU Tenayan Raya.

"Karena percuma kita punya pembangkit tapi tidak punya transmisinya," kata Sarno.

Menurut dia, pemerintah daerah setempat mendukung rencana pembangunan transmisi dan PLN juga siap apabila perlu mengeluarkan biaya untuk penggunaan lahan dalam pembangunan transmisi.

Ia mengatakan, keberadaan PLTU Tenayan Raya berdaya 220 Mw diharapkan bisa membantu mengatasi pemenuhan pasokan listrik di Riau secara mandiri.

Beban daya listrik di Riau saat ini yang masuk dalam sistem sudah mencapai 474 Mw, sedangkan pembangkit yang ada baru bisa menyuplai 400 Mw.

Dengan begitu, selama ini kebutuhan daya sebesar 74 Mw untuk Riau masih bergantung pasokan dari sistem interkoneksi Sumatera yang kerap berkurang apabila saat musim kemarau dan ada pemeliharaan pembangkit.

Pemadaman listrik berkepanjangan akibat defisit daya listrik sempat melanda Provinsi Riau pada enam bulan pada April hingga September 2013.