Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Sumatera Bagian Utara, Hanif Rusjdi menyatakan bahwa kinerja dua badan usaha milik pemerintah daerah di Provinsi Riau cukup sukses dalam mengelola blok minyak.
"Dua BUMD di Riau kinerjanya saya nilai cukup sukses untuk bisa menahan laju penurunan produksi minyak," kata Hanif Rusjdi kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Dua BUMD di Riau kini ikut mengelola blok minyak di daerah. Mereka adalah PT. Bumi Siak Pusako (BSP) yang bersama PT Pertamina membentuk Badan Operasi Bersama (BOB) di Blok CPP. Kemudian PT. Sarana Pembangunan Riau (SPR) yang mengelola Blok Langgak.
Menurut dia, SPR semenjak dipercaya mengelola Blok Langgak tahun 2010 mampu menjaga produksi sekitar 500 barel per hari (bph) hingga kini. "Apabila melihat tingkat penurunan produksi minyak secara alami 10 persen per tahun, maka SPR sudah berhasil menekannya," ujarnya.
Ia mengatakan, SPR berpotensi meningkatkan produksi karena telah merencanakan pengembangan area kerja di daerah Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar. Hanya saja, rencana itu belum bisa direalisasikan akibat terganjal izin lingkungan yang belum "direstui" oleh Gubernur Riau.
Kemudian untuk BOB Pertamina-BSP, ia mengatakan produksi minyak perusahaan sudah mencapai 93 persen dari target 14.571 bph pada tahun ini.
Pengembangan bisnis perusahaan tersebut masih terkendala karena hingga kini belum juga mendapat izin dari Kementerian Kehutanan untuk melakukan ekspansi dari sumur-sumur tua yang ada di kawasan konservasi Dana Zamrud di Kabupaten Siak, Riau. Padahal, pengajuan usulan sudah dilakukan sejak lama.
"Menurut saya, kinerja BUMD di Riau ini paling bagus dalam bisnis migas dibandingkan daerah lainnya," ucap Hanif.
Ia mengatakan sekitar 40 persen dari produksi minyak nasional sebesar 815.000 barel per hari tahun 2014 berasal dari Provinsi Riau. SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) membawahi lima provinsi penghasil migas, yaitu Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Lima provinsi tersebut terdapat 64 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), terdiri dari 27 yang melakukan eksploitasi dan 36 masih eksplorasi.
Produksi minyak di wilayah Sumbagut mencapai 44,7 persen secara nasional, dengan produksi paling besar berasal di Riau yang mencapai 40 persen atau sekitar 326.000 barel per hari. Menurut dia, ada 22 KKKS di Riau dengan rincian 11 melakukan eksplorasi dan sisanya sudah eksploitasi.
Berita Lainnya
PHR - SKK Migas motivasi penerima beasiswa agar siap hadapi tantangan global
11 November 2024 16:51 WIB
Audiensi dengan PT ITA di Batam, Pemkab Meranti harap ada dampak positif dari sektor migas
12 August 2024 22:34 WIB
Pertamina Hulu Rokan tingkatkan produksi melalui akuisisi eksplorasi 358 Km2
02 July 2024 16:14 WIB
SKK Migas gandeng TNI dan Polri untuk jaga objek vital migas di Sumut
25 January 2024 14:01 WIB
SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim telah mencapai 193 ribu BOPD
27 November 2023 16:44 WIB
SKK Migas: Industri migas butuh investasi sekitar 20 miliar dolar AS per tahun
20 September 2023 12:12 WIB
SKK Migas harap Proyek Gas Bronang bisa bantu tingkatkan produksi gas nasional
18 September 2023 17:01 WIB
SKK Migas berhasil manambah cadangan migas 495 MMBOE hingga Juli 2023
01 September 2023 11:57 WIB