Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Yordania telah menyatakan kesiapan mengimpor crude palm oil (CPO) dari Indonesia dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energi dan industri dalam negeri mereka.
Menurut Amran, komitmen Yordania tersebut merupakan hasil kerja sama erat antara kedua negara, di mana Menteri Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania Khaled Al Henefat mengakui posisi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar dunia.
"Mereka (Yordania) mengatakan silakan dikirim (CPO) sebesar-besarnya sesuai kebutuhan negara Yordania. Ini hubungan yang sangat baik," kata Mentan dalam jumpa pers hasil pertemuan bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Hasyimiyah Yordania di Jakarta, Kamis.
Indonesia dan Yordania sebelumnya telah menjalin kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania Khaled Al Henefat.
Penandatanganan yang dilaksanakan pada Senin (14/4) itu disaksikan langsung Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein di Istana Al Husseiniya, Amman, Yordania.
Mentan menuturkan Kerajaan Yordania membuka pintu selebar-lebarnya bagi pengiriman CPO dari Indonesia, tanpa batasan volume, dan menyatakan kesiapannya menerima sesuai kebutuhan mereka.
Amran menegaskan Indonesia sangat siap memenuhi permintaan ekspor tersebut karena industri CPO nasional kini berada dalam posisi unggul dan memiliki stok produksi yang sangat melimpah.
Kementan mencatat saat ini Indonesia mengekspor sekitar 26 juta ton CPO, dengan 20 juta ton lainnya diproses di dalam negeri. Total produksi tahunan sebesar 46 juta ton yang siap dimanfaatkan.
Sebagai produsen terbesar dunia, Indonesia juga tengah mengembangkan biofuel berbasis CPO seperti B40 dan B50.
Menurut Mentan, momentum tingginya potensi ekspor CPO ke Yordania sangat strategis, karena Indonesia kini mampu mengatur ritme pasar global sekaligus memperkuat posisi tawar di sektor energi dan pertanian dunia.
"Jadi kita yang memainkan dunia. Kenapa? Produsen terbesar dunia. Di saat harga menguntungkan, kita lepas, di saat harga agak kurang, konversi ke biofuel. Selesai. Ini momentum kita gunakan dengan baik," kata Mentan.
Baca juga: Mentan Andi Amran Sulaiman yakin Indonesia kuat di tengah perang dagang global
Baca juga: Mentan Andi Amran sebut RI lolos dari berbagai bencana penyebab krisis pangan