Jakarta (ANTARA) - Ibadah puasa menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti berkaitan erat dengan pembentukan karakter manusia yang pada gilirannya dapat mewujudkan generasi emas.
Dalam ceramahnya yang bertema Pendidikan Akhlak Menuju Generasi Emas 2045, Mendikdasmen Mu'ti mengatakan puasa sebagai syariat Islam yang bertujuan untuk membawa, mendidik, dan menuntun manusia agar mendapatkan kebahagiaan dalam hidup dan menjadi makhluk yang mulia.
"Puasa bukan sekadar ritual tapi bagian dari sarana dan proses pendidikan agar kita menjadi hamba Allah yang berakhlakul karimah," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Senin.
Ia menjelaskan Indonesia 2045 merupakan generasi yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Cita-cita itu secara konstitusional tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 33 ayat 1.
Dalam pembukaan UUD 1945, alinea keempat menyebutkan bahwa di antara tujuan didirikannya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sementara pasal 33 ayat 1 UUD 45 menyebutkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
“Kaitan antara tujuan didirikannya negara dan tujuan pendidikan maka ibadah puasa sangat erat kaitannya,” ujar Mu’ti.
Hal ini diperkuat dengan hasil kajian beberapa tafsir yang menyebut bahwa ibadah puasa merupakan bagian proses edukatif untuk menjadikan manusia makhluk yang bertakwa.
“Ibadah puasa adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa kita, ruhani kita dari sifat yang tercela yang mendorong kita pada perbuatan nista yang membuat manusia jatuh pada derajat yang serendah-rendahnya,” katanya.
Lebih lanjut, Mendikdasmen menerangkan Generasi Emas 2045 adalah manusia yang serba tahu.
Generasi yang bertakwa (faithful), yakni memiliki ketakwaan karena kunci kemuliaan manusia dan kejayaan bangsa berada pada diri orang beriman dan berilmu pengetahuan.
“Generasi emas ini bisa dibentuk melalui puasa yang melatih kita untuk menjadi manusia yang mampu menahan diri, tidak rakus, merasa cukup dengan apa yang kita konsumsi, bersyukur dan mampu meningkatkan derajat kehidupannya dengan berderma kepada sesama,” ujarnya.
Menurut Mendikdasmen Mu'ti, sikap-sikap ini harus dimiliki oleh generasi masa depan agar mereka tidak hanya sukses bagi diri mereka sendiri melainkan juga memiliki komitmen untuk memajukan masyarakat dan berdedikasi demi kemajuan bangsa dan negara.
Baca juga: Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
Baca juga: DPR RI komitmen dukung program Mendikdasmen tingkatkan kesejahteraan guru