Pengamat sebut usul makan bergizi gratis dibiayai lewat zakat merupakan hal tepat

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, MBG

Pengamat sebut usul makan bergizi gratis dibiayai lewat zakat merupakan hal tepat

Sejumlah siswa menikmati makanan bergizi gratis di SD Negeri 10 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (16/1/2025). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Analis Komunikasi Politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio (Hensa) menyoroti usul Ketua DPD RI Sultan Najamuddin yang mendorong keterlibatan masyarakat melalui pendanaan zakat dalam biaya pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) merupakan ide yang tepat.

Hal tersebut dikatakan Hensa lantaran masyarakat Indonesia dinilai memiliki budaya gotong royong yang kuat dan mempunyai kedermawanan tinggi.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI, tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia termasuk tinggi sehingga masyarakat diyakini bisa membantu jalannya program tersebut.

“Menurut hasil survei KedaiKOPI, kedermawanan Indonesia, rakyat Indonesia tuh tinggi banget. Dan menurut World Giving Index terakhir tahun 2024 juga Indonesia tinggi banget kedermawanannya,” kata Hensa dalam siaran persnya.

Pemerintah pun, kata Hensa, bisa memberikan reward guna menarik minat masyarakat untuk membantu program MBG lewat zakat.

Hensa mencontohkan beberapa penghargaan yang dapat diberikan seperti keringanan pajak dan sebagainya.

Hal tersebut dapat berjalan dengan mengerahkan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan yang berperan merangkul masyarakat membantu pemerintah menjalankan Program MBG.

"Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan tuh ya, Budiman Sudjatmiko tuh harus bisa merangkul masyarakat untuk program ini. Misalnya kerja sama dengan Baznas," kata dia.

Sebelumnya, Sultan Najamudin mengusulkan agar pemerintah membuka kesempatan pembiayaan program MBG melalui zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebab menilai DNA (rantai molekul berisi materi genetik) masyarakat Indonesia memiliki sifat gotong royong.

"Saya sih melihat ada DNA dari negara kita, DNA dari masyarakat Indonesia itu 'kan dermawan, gotong royong. Nah, kenapa enggak ini justru kita manfaatkan juga?" kata Sultan usai menghadiri Sidang Paripurna Ke-10 DPD RI Masa Sidang III Tahun 2024–2025 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1).

Di samping nilai kegotongroyongan, dia memandang pembiayaan program MBG melalui zakat juga dapat membantu meringankan pemerintah untuk mencukupi besaran anggaran program tersebut.

"Saya melihat begini, memang negara pasti di bawah Pak Prabowo-mas Gibran ini betul-betul ingin program Makan Bergizi Gratis ini maksimal. Hanya saja 'kan kita tahu semua bahwa anggaran kita juga tidak akan semua dipakai untuk makan gizi gratis," ujarnya.

Di samping itu, dia mengaku sempat menyampaikan pula kepada beberapa duta besar negara lain dalam rangka menggalang bantuan anggaran pelaksanaan program MBG.

"Saya sampaikan tolong dong negara kami punya program andalan yang namanya Makan Bergizi Gratis. Tolong juga kalau negara-negara luar juga ingin berkontribusi. Nah, ternyata kemarin juga kita senang Jepang sudah mulai ikut support kita," tuturnya.

Ia berharap parlemen dapat menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan dengan baik dalam mendukung suksesnya pelaksanaan program MBG.

"Memastikan agar program ini juga betul-betul berjalan dengan maksimal, bukan hanya dari anggaran APBN yang ada karena pasti sangat terbatas," kata dia.

Baca juga: Menko Pangan harap program unggulan MBG bisa tingkatkan IQ siswa

Baca juga: Menko Pangan Zulkifli Hasan sebut Program MBG utamakan standar gizi