Ahli Gizi: Makanan instan walau tak asin tetap mengandung tinggi garam

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, ahli gizi

Ahli Gizi: Makanan instan walau tak asin tetap mengandung tinggi garam

Arsip foto - Pengelola Salt Centre menunjukkan garam hasil panen di Salt Centre Banyusangka, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (7/11/2023). (ANTARA FOTO//Budi Candra Setya/aww/YU)

Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Firlianita Ahdiyanti, S.Gz, mengingatkan makanan instan meskipun terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.

"Banyak garam-garam tersembunyi seperti gorengan, keripik, makanan yang gurih, tentu banyak mengandung garam tersembunyi," kata Firlianita dalam diskusi kesehatan daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa.

Makanan-makanan instan atau hidangan cepat saji seperti keripik kentang juga mengandung garam tersembunyi sehingga perlu diwaspadai. Kementerian Kesehatan Kesehatan, sambung dia, menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi garam tak lebih dari satu sendok teh per hari atau 2.400 miligram sodium, sebagai bagian dari pola makan bergizi seimbang demi menjaga berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis.

Menurut penelitian dari University of Rochester Medical Center Rochester, satu bungkus (sekitar 8 ons) keripik kentang dengan rasa asin dan tawar mengandung sekitar 1.191 miligram natrium. Sementara itu, di dalam 100 gram kornet terdapat natrium sekitar 1.250 miligram.

Berbicara pola makan bergizi seimbang, maka juga meliputi anjuran konsumsi harian gula, yang sebaiknya tak melebihi empat sendok makan sehari. Seperti halnya garam, orang-orang, imbuh Firlianita, juga diingatkan tentang gula tersembunyi dalam makanan dan minuman yang kerap tak disadari.

"Gula tersembunyi yang seringkali tidak disadari semisal roti, kue, minuman, minuman kopi kekinian dengan rata-rata gula empat-lima sendok makan untuks satu cangkir reguler," tutur dia.

Selain itu, dikatakan Firlianita, gula-gula rafinasi entah itu dalam bentuk gula aren, brown sugar, maupun gula batu, tetap mengandung sukrosa atau gula sederhana.

"Orang yang terbiasa konsumsi minuman manis seperti sirup atau teh manis itu tanpa sadar bisa mengonsumsi gula melebihi empat sendok makan," kata dia.

Bukan hanya garam dan gula, lemak yang harus dibatasi dan diwaspadai kehadirannya yang tersembunyi dalam makanan seperti kulit hewan seperti kulit ayam dan makanan yang digoreng.

"Makanan yang digoreng itu minyaknya sudah banyak terserap, terutama makanan yang digoreng tepung itu kalorinya besar sekali, sudah mengandung karbohidrat yang besar, lemak yang tinggi dan garam yang tinggi, apalagi jika dikonsumsi sudah berlebihan," Firlianita menjelaskan.

Baca juga: Ahli Gizi imbau masyarakat untuk waspadai gula "tersembunyi" pada makanan

Baca juga: Dokter gizi sarankan medical check up setelah lakukan libur panjang