Bintang Puspayoga ajak remaja aktif terus lakukan edukasi pencegahan perkawinan anak

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Bintang Puspayoga

Bintang Puspayoga ajak remaja aktif terus lakukan edukasi pencegahan perkawinan anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. (ANTARA/HO-Kemen PPPA/am.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga berharap Program GenRe (Generasi Berencana) dapat secara masif terus melakukan edukasi pencegahan perkawinan anak agar target Indonesia Layak Anak tahun 2030 tercapai.

"Saya harap edukasi pencegahan perkawinan anak terus menerus dilakukan agar Indonesia Layak Anak tahun 2030 tercapai," kata Menteri Bintang Puspayoga dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Program GenRe adalah salah satu program edukasi positif yang mengajarkan remaja untuk menjauhi perkawinan usia anak, seks pranikah atau seks bebas, dan narkotika.

Program yang digagas oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini telah berusia 13 tahun.

"Selama 13 tahun ini GenRe telah berkontribusi edukasi dan solusi dari berbagai masalah anak dan remaja, seperti perkawinan anak, isu stunting, dan kesehatan reproduksi. Sama halnya seperti Forum Anak Nasional yang diinisiasi Kementerian PPPA dengan tugasnya sebagai pelopor dan pelapor, maka Forum GenRe ini adalah agen-agen perubahan untuk masa depan anak dan remaja yang berkualitas," kata Menteri Bintang Puspayoga.

Tahun 2030 akan menjadi tahun puncak bonus demografi dimana jumlah penduduk berusia produktif (usia 15 - 64 tahun) akan lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif.

"Tahun 2030 diharapkan program Pemerintah Indonesia Layak Anak dapat tercapai," katanya.

Salah satu indikator penting agar bonus demografi berdampak positif dan Indonesia Layak Anak bisa tercapai adalah tidak adanya perkawinan pada usia anak.

Baca juga: Menteri Bintang Puspayoga sebut masalah stunting erat kaitannya dengan isu gender

Baca juga: Menteri PPPA temui bocah 12 tahun hamil korban kekerasan