Pekanbaru (ANTARA) - Acara kick offGerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Kabupaten Bengkalis, Selasa, ditandai GubernurSyamsuar dan Kepala BI Riau Muhamad Nur melakukan penanaman dan panen cabai rawit di lahan Kelompok Tani Milenial dan meninjau operasi pasar murah.
Kepala BI Provinsi Riau Muhamad Nur mengatakan penanaman dan panen cabai ini merupakan bagian dari gerakan nasional dalam pengendalian inflasi pangan di Provinsi Riau.
Ia mengatakan gerakan pengendalian inflasi ini tidak bisa berjalan sendiri butuh kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, BI dan kepala daerah hingga ke tingkat kecamatan.
"Karena kita menyadari pengendalian inflasi sangat penting dan Riau masih butuh dukungan suplay, beras,telur, cabai, gula pasir sehingga ketergantungannya masih tinggi dari daerah lain, mencermati ini pemerintah dan BI sudah melakukan kebijakan yang mendukung pemenuhan pangan, salah satunya pencanangan penanaman cabai di desa ini," kata M Nur.
Ia memaparkan kondisi inflasi Riau sejak kurun tahun 2022 yang cenderung tinggi hingga 2023 yang mulai turun dan bisa dikendalikan.
"Agustus 2023 Riau kita deflasi 0,08 persen sehingga secara komulatif inflasi dari Januari hingga Agustus tahun 2023 sebesar 1,27 persen ini menggembirakan," katanya.
Namun jika dilihat ke belakang sambung dia, inflasi tahun 2022 inflasi Riau di atas 5 persen,maka pemerintah berupaya keras mengendalikannya hingga tahun ini mulai melandai.
"Semoga tahun ini bisa dikendalikan sesuai target tahunan inflasi 3 plus minus 1 persen, jika perlu di bawah 3 persen," ungkap M Nur.
Ia mengatakan, dengan kegiatan GNPIP itu BI mengapresiasi yang setingginya atas dukungan pemerintah provinsi Riau, kabupaten kota dalam rangka pengendalian inflasi.
"Dengan target inflasi 3 plus minus persen, maka pertumbuhan ekonomi Riau yang pada triwulan II tumbuh di atas 5 persen ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena ada selisih 2 Persen antara inflasi dan pertumbuhan," tegasnya.
Namun demikian M Nur mengingatkan masih ada yang perlu diantisipasi oleh Riau untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun, yakni Nataru dan ancaman elnino, lalu adanya target inflasi yang ditetapkan Presiden tahun 2024 2 plus minus persen.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar berharap besar dengan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan dapat mengubah perilaku masyarakat yang tadinya konsumtif menjadi produktif.
Menurutnya, pada prinsipnya membangun lumbung pangan juga harus berpijak pada komitmen bersama. Dengan kata lain, setiap masyarakat diharapkan peran penting dalam pengembangan sektor pangan, terutama untuk daerahnya.
“Kami berharap, kegiatan seperti ini tidak cuma habis di acara saja, tapi harus ditindaklanjuti ke depannya. Jika dalam perjalanannya mengalami kendala, maka koordinasi dengan lembaga terkait di daerah masing-masing,” tuturnya.
Berita Lainnya
Kampanye bersama SF Hariyanto dan Irving -Sugianto di Dayun dihadiri ribuan warga
15 November 2024 18:49 WIB
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB