Jakarta (ANTARA) - Perwakilan dari lima negara membahas perkembangan industri halal pada ajang Konferensi Internasional di Aula Al-Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (18/9) hingga Selasa (19/9) 2023.
Ketua panitia konferensi internasional itu, Dr Eng Irma Nur Afiah, ST MT di Makassar, Senin mengatakan kelima pembicara kompeten di bidangnya ini yakni Prof Dr Mansyur Ramli (Indonesia), Dr Norhidayah binti Fauzi (Malaysia), Prof Dr Pengiran Hajjah Norkhairiah (Brunei Darussalam), Dr Muhammad Zubair Muqhal (Pakistan) dan Prof Satomi Ohgata dari Jepang.
"Untuk hari pertama ini menghadirkan narasumber dari tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selanjutnya hari kedua menampilkan 'keynote speaker' dari Jepang dan Pakistan," katanya.
Ia menjelaskan seminar internasional yang didanai DPRTM Dikti Kemendikbudristek ini bertujuan membuka wawasan dan mendorong pihak berkepentingan untuk mempersiapkan diri dan manfaatkan potensi.pengembangan industri halal ke depan.
Kebetulan, kata dia, unggulan penelitian UMI yakni halal industri. Pihaknya setiap tahun berupaya membuka wawasan ke masyarakat luas bahwa halal industri kini telah menjadi isu global.
"Misalnya saja negara Jepang yang minoritas Muslim sekalipun, kini sudah fokus mendukung dan mengembangkan industri halal khususnya makanan bagi para warga muslim yang berkunjung ke Jepang baik wisatawan, pelajar dan sebagainya," kata Irma Nur Afiah.
Rektor UMI Prof Dr Basri Modding, mengucapkan terima kasih kepada DPRTM Dikti Kemendikbudristek yang memberikan kepercayaan menggelar konferensi internasional yang ke-5 di UMI.
"Tentu tujuan kita diantaranya bagaimana meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan dosen tentang potensi industri halal untuk dikembangkan," katanya.
Sementara itu, narasumber asal Malaysia Dr Norhidayah binti Fauzi, menyampaikan jika di negara tersebut memang fokus mengembangkan industri halal pada beberapa beberapa item seperti produk makanan dan minuman.
Produk kosmetik, produk kesehatan termasuk obat-obatan, rumah potong hewan, pengiriman barang logistik, pergudangan dan sebagainya.
"Pensijilan (pengesahan) halal di Malaysia dimulai sejak 1974 dan terus berkembang sampai saat ini," demikian Norhidayah binti Fauzi.
Baca juga: Nikmati Puduang, makanan khas Lipatkain di Minangkabau Halal Festival 2023
Baca juga: Ketua MPR Bambang Soesatyo ingatkan sanksi pidana bagi pelaku usaha langgar standar halal
Berita Lainnya
Akibat erupsi Gunung Ruang, 18 flight dari Bandara Sam Ratulangi dibatalkan
30 April 2024 17:01 WIB
Seleksi CASN segera dibuka, Azwar Anas minta instansi kebut rincian formasi
30 April 2024 16:43 WIB
Mendagri Tito Karnavian apresiasi kinerja dan loyalitas Sekjen Kemendagri
30 April 2024 16:36 WIB
Rupiah melemah terhadap dolar AS seiring sikap investor tunggu hasil pertemuan FOMC
30 April 2024 16:14 WIB
Pemerintah sambut baik niat BYD bangun fasilitas pengembangan EV di Indonesia
30 April 2024 16:05 WIB
Legislator ingatkan tempat penampungan hewan tak cemari lingkungan sekitar
30 April 2024 15:52 WIB
Menag: Fatwa Ulama Saudi sebut haji non prosedural ibadahnya dianggap tidak sah
30 April 2024 15:42 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi serahkan sertifikat tanah elektronik
30 April 2024 14:55 WIB