Pertamina Internasional-BHPL teken MoU untuk kembangkan blok di Mozambik

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Pertamina

Pertamina Internasional-BHPL teken MoU untuk kembangkan blok di Mozambik

Pertamina (commons.wikimedia.org)

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Internasional EP menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd (BHPL) dalam upaya mengembangkan Blok Buzi di negara bagian timur Afrika, yaitu Mozambik.

Kedua pihak akan melakukan kajian dan analisis dalam upaya mengoperasikan Blok Buzi, serta pendistribusian data mengenai Blok Buzi untuk mempelajari lapangan-lapangan, sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Selain itu, juga akan meninjau terkait potensi integrasi di antara aktivitas upstream, midstream dan downstream untuk memproduksikan gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

BHPL merupakan anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (EMP), yang memiliki 75 persen saham di Blok Buzi, Mozambik, serta bertindak sebagai operator di blok tersebut.

Dalam kesempatan ini, Presiden BHPL Taufan Rotorasiko berharap dapat segera memulai kerja sama dengan Pertamina Internasional, sehingga cadangan gas di Blok Buzi dapat segera dikomersialisasikan untuk memasok kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di Mozambik dan sekitarnya.

Direktur Utama EMP Syailendra S. Bakrie juga berharap kedua pihak dapat segera memproduksikan gas dari Blok Buzi, sehingga dapat menyelesaikan masalah kekurangan pasokan gas untuk pembangkit listrik di Mozambik, Afrika Selatan, dan negara-negara tetangganya.

Sementara itu, Direktur Keuangan EMP Edoardus Ardianto mengapresiasi kerja sama ini, yang berupaya untuk memonetisasikan cadangan dan sumber daya gas yang cukup besar di Blok Buzi.

“Kami percaya Pertamina Internasional memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat mempercepat pengembangan Blok Buzi kami di Mozambik,” ujar Edoardus.

PT Pertamina Internasional EP atau PIEP merupakan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang menangani aktivitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas di luar Indonesia, yang pada 2019 sudah beroperasi di 13 negara di seluruh dunia.

Baca juga: ICCSC sebut Indonesia miliki potensi besar untuk penerapan teknologi CCS

Baca juga: Pertamina beberkan strategi dalam menghadapi trilema energi