Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau sangat survive sebagai penyumbang pendapatan bagi kinerja APBN, tercatat sampai dengan Juli 2023 menyumbang sebesar Rp14,63 triliun atau 55,11 persen dari target pendapatan.
"Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp11,94 T, bea cukai sebesar Rp1,98 T, PNBP lainnya sebesar Rp480,98 miliar dan Pendapatan BLU sebesar Rp227,16 T," kata Kanwil DJPb Riau Burhani AS, di Pekanbaru, Kamis.
Selain itu, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang dihasilkan instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk pendapatan yang berasal dari jasa layanan kepada masyarakat, yakni terdiri dari pendapatan dari Universitas Riau (Unri) sebesar Rp136,80 miliar, UIN Suska sebesar Rp80,65 miliar dan Rumkit Bhayangkara sebesar Rp9,71 miliar.
"Adapun belanja negara terus bertumbuh di tengah perekonomian global yang masih menghadapi berbagai tantangan isu geopolitik, volatilitas sektor keuangan, dan pelemahan sektor manufaktur," jelasnya.
Sementara itu, Realisasi Belanja mencapai Rp15,55 T, terdiri dari realisasi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp4,17 triliun (50,79% dari pagu) atau tumbuh 12,27 persen (yoy) dan realisasi Transfer Ke Daerah sebesar Rp 11,37 triliun (50,44 persen dari pagu) atau tumbuh 0,53 persen (yoy).
"Faktor utama pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat berasal dari kenaikan realisasi Belanja K/L sebesar Rp456,27 miliar yang disumbang oleh pertumbuhan belanja pegawai (1,27 persen), belanja barang (35,32 persen), belanja bantuan sosial (28,58 persen)," jelasnya.
"Kenaikan belanja terbesar terutama pada satker-satker terkait persiapan pemilu (KPU, Bawaslu, Polda dan Polres seluruh Riau), dan belanja pada satker lingkup Kemenag di Riau," tukasnya.