PBB sebut sejumlah tren mengkhawatirkan terus berlanjut di wilayah Palestina

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, PBB

PBB sebut sejumlah tren mengkhawatirkan terus berlanjut di wilayah Palestina

Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Timur Tengah, termasuk permasalahan Palestina, di Markas Besar PBB, New York. (ANTARA/Xinhua/HO-PBB)

PBB (ANTARA) - Sejumlah tren mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir terus berlanjut di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, demikian disampaikan Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland, Senin (21/8).

Wennesland menggarisbawahi perlunya memulihkan cakrawala politik dan mencapai solusi dua negara.

Warga Palestina maupun Israel tewas dan mengalami cedera dalam kekerasan yang terjadi hampir setiap hari. Hal itu dipicu dan diperparah oleh meningkatnya rasa keputusasaan atas masa depan, kata Wennesland dalam sebuah pidato di hadapan Dewan Keamanan PBB.

Kekerasan terus meningkat, dengan lebih dari 200 warga Palestina dan hampir 30 warga Israel tewas di Tepi Barat dan Israel sejauh tahun 2023. Angka tersebut telah melampaui angka tahunan pada 2022 dan merupakan yang tertinggi sejak 2005, ungkap Wennesland.

Perluasan permukiman terus berlanjut. Rapuhnya situasi fiskal Otoritas Palestina diperparah dengan masalah kekurangan dana yang dihadapi oleh sejumlah badan utama PBB, sehingga berpotensi semakin memperburuk penderitaan warga Palestina.

"Meskipun urgensi saat ini adalah berfokus pada menangani isu-isu yang paling penting dan meredakan situasi di lapangan, kita tidak dapat mengabaikan pentingnya memulihkan cakrawala politik," ujar Wennesland.

PBB tetap berkomitmen teguh mendukung para pihak untuk mencapai pengakhiran pendudukan dan pembentukan solusi dua negara, sejalan dengan resolusi PBB, hukum internasional, serta perjanjian-perjanjian sebelumnya.

Baca juga: Uni Eropa desak Israel untuk ganti rugi perusakan sekolah di Palestina

Baca juga: Amerika Serikat kritik rencana Israel perluas permukiman ilegal di Tepi Barat