Jakarta (ANTARA) - Kia Corp., Mercedes-Benz Korea, dan enam perusahaan lainnya akan melakukan penarikan kembali secara sukarela terhadap lebih dari 14.000 kendaraan di Korea Selatan akibat komponen yang rusak.
Perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk Jaguar Land Rover Korea, Volkswagen Group Korea, Toyota Motor Korea Co., GM Korea Co., Tesla Korea, dan GM Asia Pacific Regional Headquarters Ltd.
Mereka akan melakukan penarikan kembali total 14.057 unit dari 21 model yang berbeda, demikian keterangan dari Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan.
Masalah yang menjadi alasan untuk penarikan kembali antara lain kabel yang rusak dari sistem pengendalian roda belakang pada Kia all-electric EV9 SUV.
Selain itu, terdapat komponen gearbox yang rusak pada GM Korea's Traverse SUV dan Cadillac XT5 sedan, serta sistem kamera depan yang rusak pada Tesla Model S, demikian keterangan tersebut.
Pemilik kendaraan dapat memeriksa beranda pemerintah Korea Selatan di www.car.go.kr atau menghubungi 080-357-2500 untuk melihat apakah kendaraan mereka termasuk dalam penarikan kembali ini. Demikian disiarkan Yonhap, Rabu.
Baca juga: Toyota berkomitmen untuk terus tingkatkan komponen lokal kendaraan listrik
Baca juga: Mitsubishi Motors optimistis kendaraan The New SUV bisa diterima di pasar nasional
Berita Lainnya
Laga Grup C Indonesia lawan Jepang, Polda Metro kerahkan 2.500 personel
15 November 2024 11:53 WIB
Sejumlah lokasi di Marunda terdampak banjir rob
15 November 2024 11:45 WIB
Nicholas Saputra hingga Marsha Timothy siap bintangi film drama Tukar Takdir
15 November 2024 11:20 WIB
Indonesia kantongi pendanaan hijau Rp20,15 triliun untuk sektor kelistrikan
15 November 2024 11:05 WIB
Jorge Martin mengaku gugup jelang putaran final perebutan gelar juara dunia 2024
15 November 2024 10:56 WIB
Manfaat mengonsumsi daging nabati untuk kesehatan tubuh
15 November 2024 10:44 WIB
Komite Khusus PBB sebut tindakan Israel di Jalur Gaza adalah genosida
15 November 2024 10:39 WIB
Ekonom proyeksikan surplus perdagangan RI Oktober capai 2,74 miliar dolar AS
15 November 2024 10:19 WIB