Singapura (ANTARA) - Harga minyak memperpanjang kenaikan di awal perdagangan Asia pada Senin, menyentuh level tertinggi sejak pertengahan April setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia berjanji untuk mempertahankan penurunan pasokan selama satu bulan lagi guna memperketat pasar global lebih lanjut dan mendukung harga.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 86,49 dolar AS per barel pada pukul 00.23 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 83,05 dolar AS per barel, menguat 23 sen atau 0,3 persen.
Kedua kontrak acuan membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut pekan lalu, keuntungan beruntun terpanjang sejak Desember 2021 hingga Januari 2022.
Beberapa faktor telah mendukung harga dalam beberapa pekan terakhir termasuk ekspektasi penghentian kenaikan suku bunga AS, pengurangan pasokan OPEC+ dan harapan stimulus yang mendorong pemulihan permintaan minyak di importir minyak mentah utama dunia China setelah kuartal kedua yang suram.
Eksportir utama dunia Arab Saudi pada Kamis (3/8/2023) memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir September, dan itu dapat diperpanjang atau diperdalam. Produksi Arab Saudi untuk September akan menjadi sekitar 9 juta barel per hari.
Rusia mengatakan pada Kamis (3/8/2023) akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September. Selain itu, sebuah kapal perang Rusia minggu lalu rusak parah dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di pangkalan angkatan laut Laut Hitam Rusia di Novorossiysk. Pelabuhan yang menangani 2,0 persen pasokan minyak dunia telah kembali beroperasi.
Komentar Arab Saudi bahwa pemotongan dapat diperdalam menarik perhatian pasar, kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Pengetatan pasokan dan penurunan persediaan juga telah melihat indikator utama pasar minyak mentah fisik menguat dalam beberapa pekan terakhir, tambah analis ANZ.
Sejalan dengan pengurangan produksi, Saudi Aramco pada Sabtu (5/8/2023) menaikkan harga jual resmi untuk sebagian besar grade yang dijualnya ke Asia untuk bulan ketiga pada September.
Pemotongan produksi OPEC+, langkah-langkah stimulus China, dan prospek ekonomi AS yang membaik mendukung harga minyak mentah, analis CMC Markets, Tina Teng mengatakan dalam sebuah catatan, meskipun dia mengatakan harga mendekati resistensi jangka pendek dari tertinggi April mereka.
Analis pasar IG, Tony Sycamore mengatakan penembusan berkelanjutan untuk WTI di atas 84,00 dolar AS per barel akan membuka pergerakan menuju 93,50 dolar AS.
Investor akan mengamati data ekonomi China minggu ini untuk mengukur keinginan Beijing buat lebih banyak langkah stimulus guna mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Di AS, jumlah rig minyak yang beroperasi turun empat menjadi 525 minggu lalu, turun selama delapan minggu berturut-turut ke level terendah sejak Maret 2022, kata Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Harga minyak mentah merosot meskipun persediaan AS turun tajam
Baca juga: Masih ada minyak di bawah minyak di Riau
Berita Lainnya
Aldila Sutjiadi melaju ke babak kedua WTA 125 Trophee Clarins di Paris
17 May 2024 11:31 WIB
Pemda bersama OJK dan BRK Syariah gelar business matching
17 May 2024 10:11 WIB
Aktivitas naik, Badan Geologi Kemen ESDM perluas jarak bahaya Gunung Slamet
17 May 2024 10:07 WIB
Nilai tukar rupiah melemah dipengaruhi sentimen suku bunga kebijakan AS
17 May 2024 10:02 WIB
PTPN Group raih penghargaan The Most Promising Company in Strategic Marketing
17 May 2024 9:58 WIB
Dewi Sandra berikan dukungan untuk Palestina di forum Brave Beauty Summit Qatar
16 May 2024 17:09 WIB
Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara kini berstatus awas
16 May 2024 16:57 WIB
Komang Ayu tuntaskan rubber game dan berhak maju ke perempat final Thailand Open
16 May 2024 16:53 WIB