Pekanbaru (ANTARA) - Husni Marti (45) harus bangun lebih pagi saat itu, karena ada orderan besar kerupuk lomang balado keperluan pameran di acara puncak harvesting Gerakan Nasional (Gernas), Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) di halaman Kantor Gubernur Riau 29 Juli 2023.
Pemilik usaha kerupuk lomang balado yang bermukim di Kuok, Kampar itu ikut mengisi stand bersama sekitar 160 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lainnya di halaman Kantor Gubernur Riau.
Produk UMKM kerupuk lomang balado Husni ini telah berhasil meraih juara III dari V produk terbaik, oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di even harvesting BBI dan BBWI 2023.
Dengan demikian, produk andalannya kerupuk lomang balado dan lomang maco itu berhasil mencuri hati juri, sehingga berhak mendapat hadiah uang tunai Rp12 juta.
"Ini prestasi kami tahun 2023, tahun lalu kerupuk lomang balado juga dapat juara," kata Husni di Pekanbaru, Ahad.
Lestarikan makanan tradisional
Ia memulai bisnis kerupuk lomang balado tahun 2013. Dia terdorong oleh tekanan hidup keluarga sehingga mencoba membuat kerupuk lomang yang merupakan makanan khas tradisional Kuok, Kampar.
"Bahan bakunya ubi kayu yang terbilang mudah dan murah diperoleh sehingga tidak butuh modal banyak untuk usaha rumahan ini," katanya.
Ia menitipkan kerupuk lomang yang dibuat untuk cemilan sehari-hari ke warung sekitar rumah dan kantin sekolah.
Dengan bungkus plastik standar sebungkus kerupuk lomang balado dihargai Rp1.000 per buah.
"Waktu itu ekonomi keluarga kami sangat minim, upah suami tidak mencukupi untuk biaya anak-anak maka saya berinisiatif membuat kerupuk lomang balado. Anak-anak juga ikut membantu mengupas ubi dan memarutnya," kata dia.
Ia juga tidak malu untuk bertanya dalam setiap ada pelatihan bagaimana agar usaha kerupuk lomang baladonya maju.Ia juga selalu mempromosikan usahanya dari mulut-ke mulut karena kala itu belum ada medsos.
Niatnya untuk melestarikan dan mengangkat cemilan lokal ini menjadi makanan kekinian yang disukai berbagai kalangan, membuat ia terus berlatih dan berinovasi, ikut pelatihan yang diselenggarakan di tingkat desa, kelurahan, kecamatan hingga kabupaten dan kini Provinsi Riau.
"Awalnya memang pengolahannya masih manual pakai cahaya matahari, didinginkan dalam suhu ruang butuh seharian. Tetapi sekarang kami sudah maju pembuatannya pakai alat potong dan prosesnya juga mengandalkan lemari pendingin," katanya.
Kemajuan itu semakin pesat sejak tiga tahun terakhir dimana ia menjadi binaan BI dan OJK. Produk kerupuk lomang balado kekinian pun muncul dan tampilannya menarik setelah dikemas dan miliki label halal, serta ijin kesehatan, BPOM. Permintaan pun semakin berdatangan dari segala penjuru baik off line maupun online.
Ia juga mendapatkan pelatihan cara memasarkan daring dan trik mengenalkan lewat media sosial dari BI dan OJK.
"Lewat pelatihan kami mendapat ilmu memodifikasi pakagingnya, dilengkapi brand, lebel halal,ijin resmi dari Dinas Kesehatan, BPOM. Termasuk pemasaran daring, sehingga kini kerupuk lomang balado mulai dikenal dan banyak permintaan, baik di lokal bahkan hingga Malaysia serta pernah dibawa ke Amerika Serikat sebagai oleh-oleh," ungkapnya.
Kerja keras Husni berbuah manis, dua produk kuliner khas Kabupaten Kampar yakni kerupuk maco dan kerupuk lomang balado naik kelas dari tempatnya di warung menjadi swalayan dan mal.
Kerupuk khas Kampar ini juga pernah meraih sejumlah prestasi, penghargaan lomba ketahanan pangan tahun 2019 juara 3 tingkat nasional.Juara II secara nasional di ajang Lumbung Hidup Aisyiyah 2022 dua tahun berturut-turut. Terakhir juara II harvesting BBI dan BBWI 2023 di Riau.
Kepres BBI dan BBWI
Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keppres 15/2021 tentang Gernas Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Bangga Berwisata Indonesia pada 8 September 2021.
Tujuan peluncuran itu untuk lebih mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan UMKM termasuk industri kecil dan menengah (IKM).
Presiden tidak tanggung-tanggung memasang target untuk masing -masing daerah meraih transaksi sebesar Rp50 miliar dan 95 persen afirmasi belanja produk dalam negeri.
Disebutkan dalam Keppres, Ketua Gernas BBI adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Wakil Ketua diduduki Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk mewujudkan target tersebut program BBI pun diluncurkan pemerintah pada tanggal 14 Mei tahun 2022, sementara di Riau peluncurannya dilaksanakan Maret 2023 ditandai lewat pelaksanaan Kick Off di Festival Subayang.
Kepala Bank Indonesia Riau Muhamad Nur mengatakan, BBI dan BBWI adalah spirit bersama untuk kebangkitan UMKM dari hempasan pandemi COVID-19 yang terjadi.
“Pelaksanaan Gerakan BBI dan BBWI perlu dukungan berupa pendataan, pelatihan, akses permodalan, perluasan pasar, pelaksanaan kampanye, penganggaran, dan stimulus ekonomi,” kata Kepala Bank Indonesia di Muhamad Nur.
Deputi Gubernur Bank IndonesiaJuda Agung juga menegaskan saat pembukaan harvesting BBI dan BBWI Riau
"Guna mendorong penggunaan produk dalam negeri dan pariwisata sekaligus mempercepat perputaran ekonomi kita," ujarnya.
Dijelaskan dia, dalam rangka mendorong sektor UMKM dan pariwisata, terdapat tiga hal yang harus diperkuat. Pertama, melanjutkan afirmasi memperkuat produk dalam negeri dan sektor pariwisata.
"Salah satu bentuk nyatanya adalah, melalui dukungan dan pelaksanaan Gernas BBI-BBWI Riau, dengan mensinergikan berbagai aktivasi pengembangan UMKM seperti pelatihan untuk pelaku UMKM," jelasnya.
Kedua, pentingnya perluasan akses pasar melalui promosi, perdagangan, dan business matching. Ia sampaikan UMKM Riau telah menunjukkan capaian luar biasa baik nasional maupun internasional.
Kemudian yang ketiga adalah mendorong UMKM agar bisa naik kelas. Baik melalui penguatan kelembagaan dan perluasan kemitraan. Lalu, peningkatan kapasitas melalui bantuan teknis dan pelatihan,serta peningkatan akses pembiayaan yang didukung program digitalisasi.
"Kami mengajak seluruh masyarakat mencintai, membeli, dan menggunakan produk karya anak bangsa, dengan demikian menjadikan industri kreatif dapat berkembang dengan pesat," tambahnya.
UMKM naik kelas
Naik kelas adalah cita-cita seluruh UMKM di Riau, hal inilah yang kini diwujudkan UMKM bolu kemojo mini Makacha Bakery, yang berhasil meraup 'cuan' pada ajang harvesting BBI dan BBWI Riau itu. Dijumpai di lokai standnya pihak UMKM bolu kemojo mini kebanjiran order sampai-sampai membawa oven panggangan ke lapangan untuk penyajian bolu yang hangat.
"Permintaan bolu kemojo mini di hari pertama harvesting di luar ekspektasi kami mencapai omzet Rp2 jutaan kemarin, termasuk hari ke dua di pagi hari baru buka juga langsung ramai," kata Dhifayang merupakanCreatifDirector Makacha Bakery.
Ia mengatakan sengaja menurunkan 5 orang personil ke harvesting BBI dan BBWI untuk melayani permintaan para pengunjung.Ia juga mengaku sangat terbantu sejak menjadi binaan BI dan OJK, karena produk bolu kemojo mininya semakin dikenal masyarakat.
Untuk menjadi sukses seperti saat ini bukan tanpa perjuangan, proses bisnis jatuh bangun usaha milik orangtuanya sudah berlangsung sejak 2016. Dari hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga, kini bisa mempekerjakan 14 orang, dari hanya berproduksi 750 kotak per bulan kini bolu kemojo Makacha Bakery sudah mampu berproduksi 7.500 kotak per bulannya.
Nama besar itu awalnya berasal dari sapaan Mira Dharma sang pemilik, yang dikenal sebagai “Maknya Acha”, ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak punya pengalaman atau keahlian khusus dalam berwirausaha.
Ia tidak pernah menjual barang atau membuat kue sebelumnya. Tetapi Mira berinisiatif untuk mencoba membuat roti sendiri di rumahnya.
“Saya mulanya bikin roti kasur karena anak saya sulit makan nasi," kata Mira.
Lalu agar roti ada gizinya maka ia berinisiatif membuat sendiri ditambahkan bahan lainnya yang dibutuhkan anak-anak.
"Alhamdulillah saya membuat resep roti mengandung gizi. Saya juga gunakan bahan berkualitas. Jadi roti buatan saya memang cocok untuk dikonsumsi anak-anak,” kata Mira.
Ketika ia membuat roti kasur untuk sang anak, ia mencoba menawarkan ke saudara, ternyata sambutannya cukup ramai, terutama dari kalangan orangtua yang juga mengalami permasalahan yang serupa dengan Mira.
“Dari sanalah mula kita pre-order, Alhamdulillah kita selalu repeat order dan ready stock. Teman-teman yang mencoba ketika itu banyak yang ingin pesan ulang karena cocok juga untuk anak-anak yang punya masalah sama seperti yang saya alami,” lanjut Mira.
Hal ini membuat ia ketagihan dan mengembangkan bisnis kuenya, ada aneka roti lainnya yang juga dikembangkan. Namun pada tahun 2020 ia memilih untuk membuat bolu kemojo mini yang berbeda dari tampilan aslinya dan ternyata hoki. Mira sendiri tidak menyangka dirinya mampu menjalankan toko ketika pandemi terjadi.
"Kami memiliki misi mengenalkan kembali kue kemojo sebagai kue khas daerah dan melestarikan kebudayaan lokal," katanya.
Ia juga mengaku sangat terbantu sejak menjadi binaan BI dan OJK dan diajak ikut lomba tahun 2020. Dampaknya nyata permintaan pun semakin mengalir, omzet bertambah dan kami terus didorong berinovasi dan menciptakan bolu kemojo yang disukai.
"Kami bertemu dengan BI lalu kami diajak oleh salah satu staf BI bernama Pak Abdi yang mengajak dan mengarahkan kita UMKM maju terus, sehingga kami banyak mengikuti acara dan pameran," katanya.
Pemasaran juga semakin terbuka luas, apalagi sejak di ajarkan cara mempromosikan produk secara daring, mereka kini memiliki permintaan terbanyak lewat online.
"Terutama untuk cita rasa kami selalu menggunakan bahan baku lokal yang freshdan terjamin serta higienis," katanya.
Kegigihan Mira kini berbuah manis selain mulai dikenal dan diminati, Makacha Bakery juga dinobatkan sebagai juara Wira Usaha Muda dengan produk unggulan bolu kemojo mini.
Tidak jauh beda, UMKM bergerak di bidang fashion ini juga cukup menginspirasi, dialah Andini sang desainer yang memiliki usaha Andini Collection. Betapa tidak karyanya yang baru dipamerkan pada ajang harvesting BBI dan BBWI di Riau berhasil membuat Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK RI Friderica Widyasari Dewi kepincut, lalu langsung membeli setelan wanita berbahan tenun khas Riau tersebut.
"Tema motif dan warna dari fashion wanita tenun Riau ini 'Lancang Berlayar' dimana perpaduan warna merah maron dan biru menggambarkan pertualangan di laut yang berlangsung dari pagi hingga malam hari," terang Andini kepada tim BI dan OJK yang menyaksikan fashion itu saat di stand BI dan langsung terjadi transaksi jual beli.
Andini terlihat sumringah karena karyanya diminati petinggi OJK, dan ini menggambarkan usahanya mulai diperhitungkan dan naik kelas. Ia yang memulai debut sebagai desainer 8 tahun lalu, dan merasa terbantu sejak ikut dibina BI 3 tahun terakhir.
"Ini tenunan asli ATBM, yang dibuat pengrajin Riau, saya yang mendesain" tegasnya.
Kreatifitasnya muncul untuk menciptakan fashion berbahan tenun Riau yang simple dan bisa dipakai sehari-hari, ngantor dan beraktifitas. Sebagai desainer ia berkolaborasi dengan penenun Putri Kemuning untuk menciptakan motif-motif unik.
"Berkat BI saya bisa berinovasi menciptakan produk tenunan khas Riau yang selama ini digunakan hanya untuk acara resmi kenegaraan, dan kerajaan, namun kini bisa dipakai sebagai pakaian sehari-hari, tidak kaku dan ringan," katanya.
Selain bisa dipakai sehari-hari namun kelebihan tenun khas Riau itu tidak hilang dan tetap ada pada setiap motifnya dan warnanya yang punya makna.
Kemampuan desainernya ini terbukti tahun lalu ia juara I lomba syariah fashion tahun 2022 dan diutus ke Aceh.
Kini produknya sudah melanglang buana ke seantero Indonesia termasuk Malaysia. Walau demikian ia belum merasa puas bersama BI ia masih menyimpan mimpi untuk menjadikan tenun Riau semakin di terima di dunia.
Lampaui target nasional
Kolaborasi tim Gerakan Nasional BBI dan BBWI di Riau terbilang sukses untuk mengangkat UMKM, ini tergambar dari laporan Gubernur Riau Syamsuar pada harvesting Riau kemarin, mantan Bupati Siak tersebut mengklaim realisasi belanja UMKM pada rangkaian melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp50 miliar.
"Alhamdulillah kita sudah berhasil melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat yaitu Rp50 miliar. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat karena masih ada berbagai event pariwisata, yaitu pacu jalur tepatnya Agustus dan festival ekonomi kreatif di Bengkalis," kata Syamsuar.
Ia memaparkan prestasi UMKM melalui biro pengadaan barang dan jasa di Riau sampai dengan Juli 2023, mampu meraup pendapatan sebanyak Rp47 miliar. Sementara melalui BBWI, mampu meraup pendapatan sebesar Rp18 miliar hingga Juli 2023.
Syamsuar mengatakan bahwa, BBI dan BBWI merupakan suatu wadah untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk UMKM dan untuk memperkenalkan sektor pariwisata di Riau.
Disampaikan dia juga, pada tahun 2022 lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 332.993 orang. Hasil tersebut jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 63.739 wisman.
"Sementara itu untuk kunjungan wisatawan nusantara pada 2022 mencapai 8.534.835 orang, jumlahnya melebihi penduduk Riau yang jumlahnya 6,6 juta orang. Kita akan terus melakukan pengembangan destinasi wisata di Riau terutama destinasi wisata desa," jelasnya.
Ia mengatakan, dalam pengembangan ekonomi kreatif pihaknya telah melakukan pembinaan kualitas ekonomi kreatif, branding, serta melakukan optimalisasi Badan Riau creative Network.
"Begitu banyak ekonomi kreatif Riau yang menembus pasar nasional maupun internasional, antara lain Durian, kopi Liberika, rotan, tanjak, kemudian, pemusik Riau yaitu Riau Rhythm juga sudah mendua ini, lalu ada designer muda kita Irvan Asmara yang akan mewakili Indonesia di Paris, Perancis," imbuhnya.
Dalam rangka optimalisasi UMKM, jelas Syamsuar, Pemprov Riau bersama OJK dan BI telah melakukan serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM. Lalu juga melakukan kerjasama bersama TOP Brand.
"Melalui pelatihan ini dapat mendorong semangat pelaku UMKM, untuk berkembang dan berinovasi sebagai upaya menyorot fungsi ekonomi di Provinsi Riau," harapnya.
"Melalui harvesting Gernas BBI-BBWI 2023 mari berkolaborasi untuk meningkatkan sektor UMKM dan pariwisata dengan mengangkat kearifan lokal dan kekayaan daerah," katanya.
Sementara itu Kepala BI Riau Muhamad Nur mengatakan, ini kerja bersama pemerintah daerah, BI dan OJK dengan tujuan UMKM yang menerima manfaat dari BBI dan BBWI.
"UMKM sudah bekerja berproduksi ini saatnya mereka diberikan panggung untuk menjajakan produknya, kalau tidak begitu mereka akan jenuh dan jalan di tempat," katanya.
Ia mengakui jika dilihat pencapaian dari target dalam pelaksanaan BBI dan BBWI itu sudah tercapai, mulai dari pelatihan dan semakin banyaknya UMKM yang bertambah.
Pada kegiatan harvesting BBI-BBWI di Kota Pekanbaru ini, terdapat sebanyak 160 booth UMKM dan 271 pelaku UMKM yang menjual berbagai produk khas Provinsi Riau dengan kategori kriya, fashion, makanan kering dan makanan basah.
UMKM tersebut merupakan UMKM binaan Kementerian/Lembaga, Pemda, Pemkot, dan para mitra pendukung lainnya. Pada rangkaian pembukaan harvesting Gernas BBI-BBWI, juga disisipkan pemberian penghargaan dan hadiah kepada 5 UMKM juara terbaik pada Program melakukan proses transisi (Onboarding) transaksi dari ( e-Commerce).
"Maka harapan kami yang sudah maju saat ini bisa lebih maju dan bisa akses ke bank, walau ini sudah selesai maka fokus pembinaan UMKM terus akan dilakukan karena itu target BI," tambahnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar membenarkan, pengembangan UMKM yang berperan sangat besar dalam pemulihan ekonomi nasional pasca-COVID-19 dan penting untuk menumbuhkan perekonomian daerah.
"Gernas BBI-BBWI yang semula upaya penguatan kondisi perekonomian karena pandemi COVID-19, sekarang justru jadi penentu untuk pengembangan UMKM di kawasan sekitar," katanya.
Menurut Mahendra, program pembiayaan, pelatihan, pendampingan, pemasaran dan pameran produk UMKM yang dilakukan secara berkelanjutan dalam Gernas BBI dan BBWI harus terus diperluas dan diperbanyak untuk semakin memajukan UMKM Indonesia.
Salah satu strategi implementasi pembinaan terhadap UMKM tersebut adalah program Onboarding UMKM ke platform e-Commerce serta dukungan pembiayaan/kredit kepada UMKM.
Data mencatat periode Maret hingga Mei 2023, telah dilaksanakan pelatihan serta pendampingan Onboarding e-Commerce terhadap 635 UMKM. Melalui pelatihan serta pendampingan tersebut, berdampak pada penambahan jumlah UMKM yang Onboarding pada platform e-Commerce di Provinsi Riau. Tercatat per Juli 2023, jumlah UMKM di Provinsi Riau telah onboarding pada platform e-Commerce sebanyak 3.203.
Di sisi dukungan OJK terhadap program pembiayaan kredit terhadap UMKM, OJK bersinergi dan mendorong para pihak terkait, untuk terus meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM. Guna optimalisasi pembiayaan kredit kepada UMKM, telah dilaksanakan pertemuan mitra pendanaan (business matching) UMKM dengan perbankan serta industri jasa keuangan terkait sebanyak delapan kali dengan melibatkan total 2.339 peserta UMKM.
"Pada sisi capaian realisasi pembiayaan kredit, tercatat sampai dengan akhir semester-1 tahun 2023, piutang (outstanding )pembiayaan kredit pada 69 entitas perbankan di Provinsi Riau tercatat sebesar Rp35,3 triliun, dengan jumlah pembiayaan yang telah disalurkan periode Januari hingga Juli 2023, sebesar Rp6,67 triliun, untuk 78.388 debitur," tutupnya.
Berita Lainnya
Kisah asmara jadi motif penculikan wanita di Bandung
13 December 2024 14:50 WIB
Aktor Reza Rahadian debut sebagai sutradara, angkat kisah perempuan
30 October 2024 10:34 WIB
Kisah peraih Beasiswa Prestasi PHR, Astika yang berjuang menghadapi kehilangan
16 October 2024 16:23 WIB
Kisah mencekam warga Suriah saat militer Israel lancarkan serangan intens
10 September 2024 14:23 WIB
Sutradara film "Perjanjian Setan" janjikan kisah horor mengejutkan
02 September 2024 13:49 WIB
Peluncuran buku "Bunda Literasi Kuansing : Kisah Imam" dukung festival pacu jalur
05 August 2024 13:42 WIB
Kisah Rajab pilih jadi Mahasiswa TPK Unri setelah tak lolos polisi
02 August 2024 9:48 WIB
Kisah Teruci Chaplaku menembus Kilometer Nol
18 July 2024 15:13 WIB