Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) ingin mengembalikan kejayaan produksi komoditas karet di daerahnya.
"Sebelumnya, komoditas karet menjadi primadona bagi masyarakat. Namun, seiring waktu mulai berpindah dan bahkan cenderung turun sehingga dari sisi hilirnya juga berpengaruh," ujar Kepala Kalbar Heronimus Hero di Pontianak, Kalbar, Kamis.
Ia mengatakan langkah awal meningkatkan kembali produksi karet di Kalbar adalah melakukan temu bisnis antara petani atau kelompok tani dengan pelaku usaha agar bisa menghasilkan komitmen terutama terkait harga karet yang wajar.
Dengan demikian, bisa menjadi prospek bagi petani dan terdorong kembali untuk menanam karet.
"Pemerintah tentu tidak diam. Kita hadirkan program-program di perkebunan dan dorong kembali mulai dari bibit karet, fasilitas perawatan pascapanen dan lain sebagainya seperti saat ini kita jembatani melalui pertemuan bisnis," ucap dia.
Heronimus menjelaskan perlunya mengembalikan kejayaan komoditas karet agar petani tidak tergantung pada satu komoditas perkebunan.
Jika tergantung pada satu jenis tanaman perkebunan, maka akan langsung terdampak apabila harga komoditas sedang anjlok.
"Karet tetap dimaksimalkan dan jenis lainnya yang potensial seperti kopi, kelapa, kakao, sawit dan lainnya juga, sehingga kalau ada yang turun tidak berpengaruh signifikan pada ekonomi petani dan daerah," papar dia.
Menurut dia, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama tentang karet adalah tata niaganya yang panjang, sehingga tidak efisiensi.
"Di tambah lagi, harga karet terlalu rendah sehingga kurang menguntungkan bagi petani yang mengandalkan tanaman karet sebagai sumber pendapatan utama," jelas dia.
Petani karet di Sambas, Zunaidi mengatakan saat ini untuk harga karet di tingkat petani sekitar Rp8.000-Rp9.000 per kilogram.
"Harga saat ini masih belum sesuai harapan. Semoga harga bisa naik lebih baik, " katanya.
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar mencatat produktivitas karet di Kalbar masih di bawah nasional yaitu sekitar 700-an kilogram kadar karet kering per hektare per tahun.
Sementara, di tingkat nasional 900-1.000 kg lebih. Produktivitas ini juga di bawah Thailand yang 1.800 kg per hektare per tahun.
Total luas areal karet di Kalbar sekitar 500 ribu hektare dan penduduk yang terlibat dalam komoditas karet sebanyak 313.000 KK atau sekitar 1,25 juta jiwa.
Baca juga: Pabrik karet Sumsel mulai kekurangan bahan baku terpaksa impor dari Vietnam
Berita Lainnya
Langkah Komang Ayu terhenti di perempat final usai kalah dari Yue Han pemain Tiongkok
17 May 2024 17:07 WIB
Ruth Sahanaya berpesan ke musisi muda agar kedepankan sikap dan perilaku baik
17 May 2024 15:52 WIB
Pj Bupati Inhil tegaskan seluruh OPD gunakan BRK Syariah untuk layanan jasa perbankan
17 May 2024 15:32 WIB
Yonif 122/Tombak Sakti laksanakan patroli patok MM 2.2 di perbatasan RI-PNG
17 May 2024 15:20 WIB
Menlu Retno: upaya Israel hambat bantuan kemanusiaan untuk Gaza sistematis
17 May 2024 14:54 WIB
TNI AU sambut kedatangan pesawat Hercules ke lima di Halim Perdanakusuma
17 May 2024 14:25 WIB
Film "Malam Pencabut Nyawa", melawan teror mematikan dari alam mimpi
17 May 2024 14:15 WIB