LAM Riau Puji Program Jefry

id lam riau, puji program jefry

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dialog di ruang rapat lantai dua gedung Riau Pos di jalan HR Soebrantas Pekanbaru Sabtu (1/3) itu mirip silaturrahim lintas generasi. Ada mahasiswa, Bupati, Jurnalis dan petinggi adat melayu. Bupati Kampar Jefry Noer ada di antara para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu. Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Irwan, tiba belakangan.

Lalu, Pemimpin Redaksi Riau Pos Nazir Fahmi dan Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Syahril Abu Bakar ikut memberi warna di acara bertajuk Mempertegas Otonomi Daerah yang ditaja Gerakan Masa Depan Indonesia (GMDI) itu.

Mula-mula Ketua GMDI Sangap Siregar mengurai misi GMDI. Merajut kembali persatuan dan kesatuan yang katanya sempat hilang menjadi cikal bakal hadirnya organisasi ini. Tapi kemudian, Sangap justru membikin Jefry menjadi objek pembicaran.

“Kami sengaja mengundang Bupati Kampar lantaran punya kemauan dan dedikasi membangun daerahnya. Sudah lama kami mendengar segala usaha dan daya Jefry Noer membangun ekonomi masyarakat kampar,” kata Sangap.

Jefry Noer kata Nazir Fahmi malah mampu menghasilkan apa yang selama ini didatangkan dari luar Riau. “Selama ini kita mendatangkan bawang merah dari provinsi tetangga atau Pulau Jawa. Tapi sekarang, Kampar sudah bisa menghasilkan bawang merah,” ujarnya.

Syahril Abubakar mengaku baru kali ini bertatap muka dengan Jefry. “ Saya tertarik dengan segala usaha Pak Jefrydi Kampar. LAM khususnya sangat tertarik dan salut kepada Pak Jefry. Yang telah menanamkan pondasi ekonomi demi kesejahteraan masyarakatnya,” kata Syahril sembari mengajak orang yang memadati ruangan itu memberi applause untuk Jefry.

Lepas puji-pujian itu, ‘Mempertegas Otonomi Daerah’ tadi kembali menjadi objek. “Sebenarnya, pemerintah pusat sudah tegas soal otonomi daerah. Tapi setengah hati. Ada sejumlah kewenangan daerah yang malah ditarik lagi oleh pusat. Misalnya soal kehutanan. Kami kelimpungan mau membangun Kecamatan Kampar Kiri Hulu lantaran jalan sepanjang 30 kilometer yang mau kami bangun untuk memperlancar akses transportasi di sana, kesandung hutan lindung. Ini salah satu masalah itu,” katanya.

Tidak akan terlalu sulit membangun Riau apa lagi Kampar kata Jefry apabila tarik ulur soal kewenangan tadi tak ada. “Kami sedang membangun Kampar lewat Lima Pilar Pembangunan. Lima Pilar ini kemudian kami kerucutkan menjadi zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Saya berazama, diakhir masa jabatan saya tak ada lagi masyarakat Kampar yang miskin kalau mereka tak pemalas,” katanya.

Syahril mengamini apa yang dikatakan Jefry soal tarik ulur kewenangan tadi. “Pusat telah mengakali otonomi untuk Riau. Sudah saatnya kita mempertegas otonomi itu lewat perwakilan kita yang akan duduk di legislatif nanti,” katanya. (humas Kampar/Netty)