Sanaa, Yaman (ANTARA) - David Gressly, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB untuk Yaman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Nautica, kapal tanker yang ditugaskan khusus untuk mengeluarkan muatan minyak dari Safer, siap berlayar dari Djibouti, dan proses pemindahan yang diperkirakan memakan waktu sekitar dua pekan, akan dimulai setelah Nautica berlabuh di samping Safer.
"Penyelesaian pemindahan minyak antarkapal pada awal Agustus akan menjadi momen ketika seluruh dunia bisa bernapas lega," ujar Gressly, seraya menambahkan bahwa "kasus kemanusiaan, bencana lingkungan, dan ekonomi terburuk dari tumpahan minyak yang masif akan dapat dicegah."
Pengiriman dan pemasangan pelampung tambatan kaki jangkar katener (catenary anchor leg mooring/CALM), yang akan diikat ke dasar laut, merupakan langkah penting berikutnya setelah mengeluarkan muatan minyak, menurut pejabat PBB itu. Kapal tanker Nautica kemudian akan dipasang dengan aman menggunakan pelampung CALM, ujarnya, seraya menekankan bahwa sangat penting untuk pelampung CALM sudah ada di lokasi pada September.
FSO Safer merupakan kapal penyimpanan dan pembongkaran terapung (floating storage and offloading/FSO) yang dibuat pada 1976. Kapal tersebut berlabuh di lepas pantai Yaman pada 1984 untuk menyimpan minyak yang diproduksi oleh ladang minyak Marib. Kapal tanker itu dirancang untuk dikosongkan dan dirawat secara teratur, tetapi perang di Yaman membuat hal itu tidak mungkin dilakukan
Gressly mengatakan bahwa PBB bekerja sama dengan semua pihak dalam konflik di Yaman untuk memastikan penyelesaian operasi pemindahan tersebut secara aman dan tepat waktu. Dia berterima kasih kepada para donatur atas kontribusinya dalam operasi tersebut, seraya menambahkan bahwa PBB masih mencari dana tambahan untuk menutup seluruh biaya operasi.
FSO Safer merupakan kapal penyimpanan dan pembongkaran terapung (floating storage and offloading/FSO) yang dibuat pada 1976. Kapal tersebut berlabuh di lepas pantai Yaman pada 1984 untuk menyimpan minyak yang diproduksi oleh ladang minyak Marib. Kapal tanker itu dirancang untuk dikosongkan dan dirawat secara teratur, tetapi perang di Yaman membuat hal itu tidak mungkin dilakukan
Pada 30 Mei, sebuah kapal teknik PBB tiba di lokasi FSO Safer untuk melakukan persiapan pemindahan minyaknya.
PBB telah memperingatkan bahwa tumpahan dari FSO Safer dapat berdampak buruk di Laut Merah dan garis pantai Yaman. Tumpahan itu dapat melepaskan minyak empat kali lebih banyak daripada bencana Exxon Valdez pada 1989, yang menewaskan ribuan burung laut dan mamalia laut serta mengakibatkan kerusakan lingkungan yang meluas.
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres desak dunia bertindak ringankan penderitaan rakyat Haiti
Baca juga: Pakar PBB: Serangan Israel di Jenin bisa disebut sebagai kejahatan perang
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB