Selatpanjang (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kepulauan Meranti membangun infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di empat lokasi yang dikeluhkan oleh masyarakat.
Dari empat lokasi itu, dua diantaranya yang dikerjakan adalah pemeliharaan tanggul dan irigasi, untuk mengatasi lahan sawah kelompok tani yang kerap gagal panen akibat banjir rob dan hujan.
"Ada empat titik yang telah rampung kita bangun dalam tahun anggaran 2023 ini. Seluruhnya berdekatan dengan lahan pertanian yang sempat dikeluhkan petani setempat," kata Plt Kepala PUPR Kepulauan Meranti Rahmat Kurnia melalui Kabid SDA Sugeng Widodo ketika dikonfirmasi ANTARA, Rabu.
Sugeng menyebutkan, pemeliharaan tanggul itu berada di Desa Kedaburapat, Rangsang Pesisir dengan panjang 3,5 kilometer. Tanggul yang dibangun bertujuan untuk melindungi lahan kelompok tani dari masuknya air pasang dari laut.
Sementara pemeliharaan Daerah Irigasi Rawa (DIR) di Desa Teluk Buntal, Kecamatan Tebingtinggi Timur dengan panjang 2,1 kilometer, lanjut Sugeng, berfungsi untuk melancarkan aliran air saluran irigasi di daerah tersebut.
"Tanggul di Desa Kedaburapat yang bangun itu diharapkan dapat membantu kelompok tani agar bisa melaksanakan program tanam dua kali panen dalam setahun," ujar Sugeng.
Selain kebutuhan lahan pertanian, lanjut Sugeng, pembangunan juga dilaksanakan di Desa Wonosari, Kecamatan Rangsang. Di desa ini dibangun drainase sepanjang 94 meter guna memperlancar kebutuhan persediaan air bersih warga melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Terakhir pemeliharaan kanal banjir di Desa Sungaitohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur sepanjang 400 meter untuk menghindari banjir dan genangan rob. Tali air ini berfungsi untuk mengurangi genangan air akibat banjir yang terjadi di ruas jalan Desa Lukun menuju Desa Sungaitohor.
“Dari empat kegiatan tersebut tertuang dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (ABPD) Kepulauan Meranti dengan pagu anggaran sebesar dari Rp730 juta. Alhamdulillah semuanya sudah rampung," beber Sugeng.
Selain pembangunan yang ditindaklanjuti oleh pihaknya, Sugeng menuturkan kegiatan serupa juga sedang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Riau di Pulau Rangsang. Namun ia mengaku tidak mengetahui persis di mana saja lokasinya.
"Kalau tidak salah dari bantuan keuangan provinsi. Kabarnya hampir Rp3 miliar. Tapi titik lokasinya kami tidak tau persis, karena tidak menjadi wewenang kabupaten melainkan Pemprov Riau," ungkapnya.
Terpisah, Ketua Gabungan Kelompok Petani di Desa Kedaburapat, Warsiman mengaku pemeliharaan tanggul yang berada di desanya sangat membantu masyarakat. Khususnya petani dalam mengentaskan persoalan banjir yang selama ini merendam lahan mereka.
"Alhamdulillah dengan program pembangunan tersebut bisa mengentaskan masalah banjir, sehingga petani bisa kembali maksimal melakukan penanaman. Apalagi kemungkinan besar untuk komoditas kopi juga bisa dikembangkan lagi, karena sebelumnya lahan perkebunan yang ada telah rusak akibat terendam banjir," jelas Warsiman.