Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan industri kehutanan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berencana untuk menerapkan teknologi ekohidro kepada perusahaan mitra usaha dalam mengelola lahan gambut agar bisa mencegah terjadi kebakaran lahan.
"Kami juga akan menerapkan teknologi tersebut pada seluruh perusahaan mitra kami," kata Presiden Direktur RAPP, Kusnan Rahmin dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Sabtu.
RAPP merupakan bagian dari Asia Pasific Resources Limited (APRIL) yang baru saja mengumumkan kebijakan pengelolaan hutan lestari (Sustainability Forest Management Policy) yang memastikan seluruh bahan bakunya akan bersumber dari hutan tanaman.
Kusnan menjelaskan, perusahaan telah menginvestasikan dana yang tidak sedikit untuk menerapkan teknologi tersebut. Meski demikian, hal itu adalah investasi yang mendukung pengelolaan hutan tanaman sebagai sumber bahan baku berkelanjutan.
"Sekarang, seluruh areal RAPP yang terdapat di lahan gambut telah diterapkan teknologi ekohidro," katanya.
Ia mengatakan, investasi yang tidak sedikit akhirnya berbuah hasil positif dari pengakuan pemerintah Indonesia terhadap teknologi ekohidro. Hasil pengukuran, pelaporan, dan verifikasi tim pakar yang ditunjuk Kementerian Kehutanan membuktikan lahan gambut bisa dikelola untuk pengembangan hutan tanaman industri (HTI) secara lestari dengan menerapkan teknologi ekohidro pada pertengahan Februari lalu.
Sebelumnya, Kemenhut membentuk tim pakar yang terdiri dari akademisi berbagai bidang keilmuan, Juni 2010. Tim melakukan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (measurement, reporting, verification/MRV) pada areal HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang menerapkan teknologi ekohidro di Semenanjung Kampar, Riau.
Teknologi tersebut bertujuan menjaga muka air gambut sehingga kelembabanya terjaga dengan cara pembangunan dam pada saluran air gambut.
Aspek-aspek yang dilakukan MRV mencakup sosial ekonomi, biofisik, dan keanekaragaman hayati yang ditetapkan ke dalam 19 indikator. Penilaian dilakukan enam bulan sekali dan dilaporkan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.