Teknologi Ekohidro Cegak Kebakaran Lahan Gambut Riau

id teknologi ekohidro, cegak kebakaran, lahan gambut riau

Teknologi Ekohidro Cegak Kebakaran Lahan Gambut Riau

Pekanbaru, (antarariau.com) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menyatakan penerapan teknologi ekohidro bisa mencegah terjadinya kekeringan air pada lahan gambut yang mampu mencegah terjadinya kebakaran lahan di Provinsi Riau.

"Ekohidro merupakan suatu teknologi pengelolaan sumberdaya air di lahan gambut untuk mengontrol jumlah dan tinggi muka air sehingga mampu menjaga kelembaban gambut untuk pertumbuhan tanaman yang optimal, meminimalkan subsidensi dan bahaya kebakaran," kata Presiden Direktur PT RAPP Kusnan Rahmin, pada pernyataan pers di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Kusnan, teknologi ekohidro merupakan hasil dari penelitian, pembelajaran, praktek, dan perbaikan berkesinambungan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengelolaan hutan tanaman lestari di lahan gambut. RAPP kini memiliki sejumlah konsesi di Riau, salah satunya di kawasan gambut Semenjanjung Kampar, yang dengan teknologi ini dinilai bisa membantu mencegah terjadinya kebakaran di area itu.

Ia mengklaim teknologi itu mampu mencegah drainase berlebihan dengan pengelolaan air berdasarkan zonasi, dimana pengaturan muka air tanah dilakukan melalui "hydro buffer" di antara tanaman pokok dan kawasan lindung. Dengan begitu, ketinggian air dapat diatur mendekati permukaan pada kawasan lindung, kemudian diturunkan secara bertahap di areal hydro buffer agar sesuai untuk kebutuhan tanaman pokok.

Setiap perubahan ketinggian muka air diantara selang kontur (gradient), lanjutnya sudah dibangun bendungan untuk mengatur dan menjaga ketinggian muka air tanah.

"Bendungan dengan saluran pelimpah, kami istilahkan dengan dam sisir berfungsi seperti pintu air otomatis yang akan melimpahkan air yang berlebihan pada musim penghujan dan mempertahankan air pada saat musim kemarau," ujarnya.

Untuk mencegah kebakaran, tambahnya, RAPP juga sudah menerapkan sistem pemantauan bahaya kebakaran yang menyediakan informasi tingkat bahaya kebakaran dan prosedur kesiapsiagaan berdasarkan tingkat bahaya kebakaran yang disebut FDR (Fire Danger Rating). FDR diperoleh dari data pemantauan dan perhitungan kondisi cuaca seperti kelembaban relatif, curah hujan, jumlah hari tidak hujan, total curah hujan 15 hari terakhir. Selain itu, kondisi bahan bakar dari tanaman juga diperhitungkan apakah tanaman disekitar masih segar berwarna hijau, layu, atau kering.

Kusnan menambahkan, RAPP secara terus menerus melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan teknologi ini untuk mencapai tujuan pembangunan hutan tanaman lestari melalui program "continuous improvement". Salah satunya melalui proyek SBMSP (Sience Based Management Support Project) untuk meningkatkan pemahaman tentang hidrologi, ekologi, dan parameter terkait lainnya dalam rangka pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

"Proyek SBMSP telah dilakukan selama tiga tahun," katanya.