Difasilitasi BRGM, 40 produk dari lahan gambut dijajakan ke gerai oleh-oleh di Riau

id BRGM,Pokmas Riau

Difasilitasi BRGM, 40 produk dari lahan gambut dijajakan ke gerai oleh-oleh di Riau

Para Pokmas binaan BRGM menjajakan produk dari lahan gambut kepada calon pembeli. (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memfasilitasi pemasaran produk dari kelompok masyarakat (Pokmas) kepada calon pembeli (offtaker) dari berbagai gerai oleh-oleh di Riau, Selasa.

Dalam kegiatan ini 40 produk milik Pokmas dari Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai disajikan kepada delapan calon offtaker. Hal ini sebagai upaya memperkuat kemandirian dan keberlanjutan usaha Pokmas di lahan gambut.

Berdasarkan pantauan, berbagai produk kue kering, manisan, minuman hingga batik dengan pewarna alami dijajakan kepada para offtaker.

Kepala Pokja Pengembangan Usaha Masyarakat BRGM Nugroho S. Priyono menjelaskan, temu bisnis ini merupakan tahapan akhir strategi inkubasi bisnis pengembangan usaha masyarakat dari salah satu pendekatan restorasi gambut yakni peningkatan pendapatan masyarakat atau revitalisasi ekonomi.

Dikatakannya, pendekatan revitalisasi sendiri dilakukan dalam dua tahapan, yakni tahap pertama melalui pemberian hibah bantuan ekonomi kepada Pokmas.

"Sejak tahun 2017-2023 terdapat 1.246 pokmas yang telah diberi bantuan hibah usaha di tujuh provinsi target. Tahap kedua, Pokmas yang dinilai berkembang mengelola usahanya akan didampingi kembali oleh BRGM melalui kegiatan inkubasi bisnis untuk mengembangkan usahanya," terang Nugroho kepada awak media.

Melalui kegiatan ini, akan dicapai empat output yaitu BRGM akan menyiapkan fasilitas peningkatan pelatihan kualitas produksi dan menghubungkan dengan jaringan pasar bagi Pokmas yang berkembang usahanya.

Kedua, menampilkan capaian usaha pokmas dan informasi permintaan pasar dari offtaker terhadap produk pokmas baik dari aspek kualitas, kuantitas produksi maupun kontinuitas produksi.

"Dengan demikian pokmas akan lebih memahami tuntutan pasar dan menyesuaikan produk sesuai informasi pasar," lanjutnya.

Ketiga, titik temu antara kualitas dan kuantitas produk akan menjadi pondasi awal kemitraan usaha sebagai jembatan menghubungkan usaha produktif masyarakat dengan offtaker.

"Kemudian terhubungnya produk Pokmas dengan jaringan pasar akan memungkinkan usaha lebih berkembang dan masyarakat mendapatkan alternatif pendapatan yang akhirnya bisa mendukung upaya restorasi gambut di kawasannya," ujar Nugroho.

Salah satu produk yang disajikan ialah madu dari kelompok tani hutan (KTH) Waleed Kelulut yang telah difasilitasi oleh BRGM sejak 2019 lalu.

Pokmas satu ini memiliki tiga produk madu yang dihasilkan dari tiga jenis lebah yang berbeda pula. Madu Kelulut salah satunya, yang memiliki cita rasa sedikit asam.

Madu yang dihasilkan diyakini mempunyai manfaat mengobati penyakit maag, mendukung program hamil dan memberi manfaat bagi banyak penyakit lainnya.