BRGM fasilitasi pokmas dan calon pembeli dari tiga provinsi

id BRGM

BRGM fasilitasi pokmas dan calon pembeli dari tiga provinsi

BRGM RI saat memfasilitasi pertemuan antara Pokmas di tiga provinsi dengan calon pembeli. (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI memfasilitasi pertemuan antara kelompok masyarakat (Pokmas) di tiga provinsi dengan para calon pembeli (offtaker) di salah satu hotel di Pekanbaru, Rabu.

BRGM tak hanya fokus pada pelaksanaan restorasi gambut dan teknis pembasahan, namun juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Kunci keberhasilan restorasi gambut ada pada tiga aspek, yakni konservasi, komunitas dan mata pencaharian.

Sebanyak 12 pokmas dan 20 offtaker yang berasal dari tiga provinsi, yaitu Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan Temu Bisnis ini membahas 75 produk lahan gambut.

Ragam produk di antaranya, produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti madu, produk olahan pangan seperti keripik nenas, dodol nenas, aneka kue dari sagu, kopi, minuman jahe, hingga produk kriya dan ecoprint.

Dalam kegiatan ini pada Pokmas dan offtaker saling berdiskusi dan memberi masukan terkait produk yang dihasilkan dan didistribusikan.

Kepala Pokja Pengembangan Usaha Masyarakat BRGM, Nugroho S. Priyono menyebutkan bahwa setidaknya ada empat output yang ingin dicapai dari kegiatan ini.

"Kami menyiapkan fasilitas peningkatan pelatihan kualitas produksi dan menghubungkan dengan jaringan pasar, dengan temu bisnis ini kami berusaha menampilkan capaian usaha pokmas dan informasi permintaan pasar dari offtaker terhadap produk pokmas," paparnya.

Dengan demikian pokmas diharapkan akan lebih memahami tuntutan pasar dan menyesuaikan produk sesuai informasi pasar.

Kemudian, titik temu antara kualitas dan kuantitas produk serta kontinuitas produksi akan menjadi pondasi awal kemitraan usaha sebagai jembatan menghubungkan usaha produktif masyarakat dengan offtaker.

"Terhubungnya produk Pokmas dengan jaringan pasar akan memungkinkan usaha lebih berkembang dan masyarakat mendapatkan alternatif pendapatan yang pada akhirnya bisa mendukung upaya restorasi gambut di desa maupun kawasan," lanjut Nugroho.

Perwakilan dari Pokmas KWT Makmur Jaya, Tuti Sarinum dari Riau menilai temu bisnis sebagai terobosan BRGM dalam membantu pihaknya menemukan mitra bisnis untuk memperluas pemasaran produknya.

"Melalui temu bisnis ini, pokmas dapat memperbaiki kualitas produk dan kemasan, juga produk sudah terserap oleh offtaker. Harapannya ke depan ada perlindungan hak cipta dan hak paten dari produk-produk pokmas,” pungkasnya.