UMKM fashion Riau kenalan dengan tekstil lokal ramah lingkungan

id APR, RAPP

UMKM fashion Riau kenalan dengan tekstil lokal ramah lingkungan

Suasana Kelas Berbagi ke-empat gelaran Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) badan pengurus daerah Riau. (ANTARA/HO-APR)

Pekanbaru (ANTARA) - Berbagai profesi di bidang kriya, kain dan fashion lokal kembali berkumpul Rabu lalu (31/5) pada Kelas Berbagi ke-empat gelaran Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) badan pengurus daerah Riau. Ada 30 orang yang berkumpul sebagai peserta di antaranya terdiri dari perancang busana, penjahit, pembatik dan penenun kain khas melayu Riau. Kegiatan yang berlangsung di Pekanbaru tersebut menghadirkan Asep Dadang Kusmiran sebagai pemateri, yakni seorang pakar tekstil dan serat kain dari PT Asia Pacific Rayon (APR), pabrik serat kain alami terbesar di Asia Tenggara dengan lokasi operasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

Tak hanya memperkenalkan jenis-jenis kain yang cocok untuk iklim di Indonesia, Asep turut menjelaskan bagaimana setiap material kain memiliki cara wash and care (pencucian dan pemeliharaan) yang berbeda-beda. “Dengan iklim Indonesia yang tropis, kain dengan serat berbahan alami tentu lebih sesuai untuk konsumen kita, misalnya rayon atau viscose yang sudah terbukti lebih halus dan mampu menyerap keringat 1,5 kali lebih cepat dibandingkan kain lainnya,” terangnya.

Asep menambahkan, kain khas Melayu seperti batik Bono dan tenun Siak dapat juga memadu-padankan dua jenis serat kain berbeda. Ia menyarankan agar setiap pelaku industri fashion berani mencari tahu material kain sebelum memproduksi rancangannya agar fashion yang dihasilkan berkualitas lagi ramah lingkungan.

Salah satu peserta yang hadir untuk pertama sekali ke Kelas Berbagi API Riau ialah Sania. Pemilik brand Sania Amirah itu mengaku tertantang untuk mengeksplor jenis kain yang sesuai untuk lini bisnis fashionnya. “Alhamdulillah materi yang diberikan bermanfaat banget bagi saya dan saya nggak sabar untuk mencoba tekstil yang ramah lingkungan, saya ingin tahu bagaimana hasilnya untuk jenis baju yang digunakan sehari-hari,” akunya.

Pada kesempatan tersebut, API BPD Riau turut mengundang salah satu pelaku bisnis konveksi seragam asal Pelalawan, Rosmawati, untuk berbagi pengalaman suksesnya dalam merintis usaha. Usahanya yang dirintis sejak 2013 itu telah berhasil mendulang untung dan terus berkembang pesat hingga meraup omset hingga ratusan juta rupiah.

Pada sesi akhir kegiatan, Ketua Umum API BPD Riau, Basrie Kamba memberikan pesan penutup dan informasi perkembangan industri tekstil dalam negeri. “API mengajak kepada seluruh peserta untuk terus berkarya dan saling berkolaborasi. Kita harus bersiap untuk industri fashion yang kompetitif dan terus inovatif,” tutupnya.

Sebagai salah satu asosiasi tekstil terbesar di Indonesia, API bertujuan menjadi wadah komunikasi para perusahaan tekstil dan garmen mencakup hulu dan hilir (pembuatan benang sampai garmen) di Indonesia. Sejak awal tahun, API BPD Riau terus konsisten menghelat pelatihan-pelatihan bagi pelaku UMKM fashion di Riau dengan di dukung oleh APR.