Bank Syariah Indonesia catatkan "fee based income" Rp64 miliar pada awal 2023
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk mencatatkan fee based income BSI Mobile mencapai Rp64 miliar atau tumbuh 5 persen secara year on year (yoy) sepanjang kuartal I/2023.
“Layanan digital BSI dikemas dalam BSI Mobile yang didesain sebagai one stop solution sebagai sahabat finansial, sahabat sosial dan sahabat spiritual," ucap Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, cara tersebut terbukti efektif di mana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 5,18 juta pengguna, naik sebesar 37 persen secara yoy. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan preference masyarakat dengan gaya hidup syariah.
Pihaknya optimis bahwa peluang ekonomi syariah menjadi market leader sangat besar, ditambah potensi pasar yang mulai melihat bahwa perbankan syariah kompetitif, resilien terhadap goncangan.
Dukungan dari digitalisasi yang semakin memudahkan masyarakat berinteraksi dengan bank syariah menjadi peluang penting yang perlu dimanfaatkan ketika terlibat dalam sektor ekonomi syariah.
“Dalam waktu dekat, BSI menjajaki kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan sehingga instrumen keuangan syariah mampu diadopsi dan dielaborasi dengan lembaga keuangan lainnya,” kata Hery.
Untuk target dan strategi perusahaan tahun 2023, BSI tetap fokus pada lini bisnis yang terbukti memberikan impak positif di antaranya konsumer, wholesale, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Per Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp51,46 triliun atau 24,13% dari total pembiayaan BSI.
Selain itu, pihaknya juga melakukan Green Economy dengan program penempatan Mesin Penukar Botol/ Reverse Vending Machine.
Pada 2022, pemasangan mesin ini berada di 23 titik lokasi di Jabodetabek dan Bali. Hingga kuartal I/2023, ada penambahan 10 titik lokasi pemasangan dengan perkiraan pengurangan jejak karbon sebesar 21 Ton CO2.
Melihat dari sisi penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG), BSI terus mengimplementasikan green economy dan ekonomi berkelanjutan yang diimplementasikan melalui berbagai program socioeconomic. Misalnya, Desa BSI yang berjumlah 10 desa di seluruh Indonesia dengan penerima manfaat sebanyak 3.066 orang dengan total penyaluran sebesar Rp5,4 miliar.
Kemudian program spiritual yang salah satunya adalah Program Manajemen dan Inovasi Masjid serta Program Da’i dengan total penyaluran sebesar Rp2,6 miliar.
“BSI juga memiliki program beasiswa dan bantuan kesehatan masyarakat dengan total penyaluran Rp10,8 miliar serta Charity & Environment berupa program lingkungan hidup (pengurangan sampah plastik), program bantuan kebencanaan dan sosial lainnya dengan total penyaluran sebesar Rp14,4 miliar,” ujarnya.
Penyaluran zakat juga telah dilakukan BSI pada tahun 2022 sebesar Rp173 miliar yang terdiri dari zakat perusahaan dan karyawan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Istana Negara, Jakarta.
“Nilai zakat perusahaan ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Dengan naiknya kontribusi zakat ini, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf,” ungkap Hery.
Baca juga: Yayasan Al Muslimin Dumai terima bantuan sumur bor Rp100 juta dari BSI
Baca juga: Bank Syariah Indonesia akan rights issue terbitkan 6 miliar saham baru
“Layanan digital BSI dikemas dalam BSI Mobile yang didesain sebagai one stop solution sebagai sahabat finansial, sahabat sosial dan sahabat spiritual," ucap Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, cara tersebut terbukti efektif di mana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 5,18 juta pengguna, naik sebesar 37 persen secara yoy. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan preference masyarakat dengan gaya hidup syariah.
Pihaknya optimis bahwa peluang ekonomi syariah menjadi market leader sangat besar, ditambah potensi pasar yang mulai melihat bahwa perbankan syariah kompetitif, resilien terhadap goncangan.
Dukungan dari digitalisasi yang semakin memudahkan masyarakat berinteraksi dengan bank syariah menjadi peluang penting yang perlu dimanfaatkan ketika terlibat dalam sektor ekonomi syariah.
“Dalam waktu dekat, BSI menjajaki kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan sehingga instrumen keuangan syariah mampu diadopsi dan dielaborasi dengan lembaga keuangan lainnya,” kata Hery.
Untuk target dan strategi perusahaan tahun 2023, BSI tetap fokus pada lini bisnis yang terbukti memberikan impak positif di antaranya konsumer, wholesale, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Per Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp51,46 triliun atau 24,13% dari total pembiayaan BSI.
Selain itu, pihaknya juga melakukan Green Economy dengan program penempatan Mesin Penukar Botol/ Reverse Vending Machine.
Pada 2022, pemasangan mesin ini berada di 23 titik lokasi di Jabodetabek dan Bali. Hingga kuartal I/2023, ada penambahan 10 titik lokasi pemasangan dengan perkiraan pengurangan jejak karbon sebesar 21 Ton CO2.
Melihat dari sisi penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG), BSI terus mengimplementasikan green economy dan ekonomi berkelanjutan yang diimplementasikan melalui berbagai program socioeconomic. Misalnya, Desa BSI yang berjumlah 10 desa di seluruh Indonesia dengan penerima manfaat sebanyak 3.066 orang dengan total penyaluran sebesar Rp5,4 miliar.
Kemudian program spiritual yang salah satunya adalah Program Manajemen dan Inovasi Masjid serta Program Da’i dengan total penyaluran sebesar Rp2,6 miliar.
“BSI juga memiliki program beasiswa dan bantuan kesehatan masyarakat dengan total penyaluran Rp10,8 miliar serta Charity & Environment berupa program lingkungan hidup (pengurangan sampah plastik), program bantuan kebencanaan dan sosial lainnya dengan total penyaluran sebesar Rp14,4 miliar,” ujarnya.
Penyaluran zakat juga telah dilakukan BSI pada tahun 2022 sebesar Rp173 miliar yang terdiri dari zakat perusahaan dan karyawan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Istana Negara, Jakarta.
“Nilai zakat perusahaan ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Dengan naiknya kontribusi zakat ini, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf,” ungkap Hery.
Baca juga: Yayasan Al Muslimin Dumai terima bantuan sumur bor Rp100 juta dari BSI
Baca juga: Bank Syariah Indonesia akan rights issue terbitkan 6 miliar saham baru