Ukraina dan Rusia hari Senin terlibat pertempuran sengit di Bakhmut

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Ukraina-Rusia

Ukraina dan Rusia hari Senin terlibat pertempuran sengit di Bakhmut

Asap terlihat selama serangan Rusia di Ukraina, di garis depan Kota Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, 9 Februari 2023. (ANTARA/REUTERS/Yevhen Titov/as/pri.)

Kiev (ANTARA) - Pasukan Ukraina menghadapi serangan Rusia di Kota Bakhmut di wilayah Donetsk timur pada Senin, dan kedua pihak saling klaim menewaskan banyak musuh saat pertempuran di sungai yang membelah kota dan menjadi garis depan kedua pihak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu (12/3) malam mengatakan bahwa pasukan negaranya berhasil membinasakan lebih dari 1.100 serdadu Rusia dalam beberapa hari terakhir, saat mereka berusaha untuk mempertahankan Bakhmut.

"Kurang dari sepekan, terhitung 6 Maret, kami berhasil membunuh lebih dari 1.100 tentara musuh di Bakhmut saja. Rusia jelas kalah telak, di dekat Bakhmut," kata Zelenskiy melalui keterangan yang disiarkan melalui tayangan video.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia sehari sebelumnya menyatakan bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 220 tentara Ukraina dalam waktu 24 jam terakhir di wilayah Donetsk.

Reuters tidak dapat mengkonfirmasi mengenai laporan dari medan perang dan kedua pihak tidak memberikan keterangan rinci mengenai kerugian yang mereka alami.

Pasukan Ukraina masih menguasai bagian barat Bakhmut, kota pertambangan yang sudah ditinggalkan penghuninya, sementara Wagner Grup, tentara bayaran Rusia menguasai wilayah timur.

Menurut sumber intelijen Inggris, Sungai Bakhmutka yang membelah kota tersebut menjadi batas garis pertempuran.

Sumber militer Ukraina mengatakan pada Senin bahwa tentara Rusia terus meningkatkan serangan di Lyman, Bakhmut, Avdiivka, Maryinka dan Shakhtar di wilayah Donetsk, tapi pasukan Ukraina berhasil memukul mundur 102 serangan di wilayah tersebut.

"Musuh tidak pernah berhenti berusaha untuk merebut Kota Bakhmut," kata pihak Ukraina.

Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner pada Minggu mengakui bahwa situasi di Bakhmut "sangat sulit".

"Semakin dekat ke pusat kota, pertempuran semakin sengit. Ukraina memiliki pasukan yang seperti tidak pernah habis. Tapi kami berhasil maju dan akan terus melangkah maju," kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan pers.

Prigozhin juga mengatakan bahwa anggota tentara Rusia juga membantu pasukannya dengan pasokan amunisi.

"Kemarin kami mendapatkan 15 truk amunisi, hari ini kami mendapatkan lagi 12 truk. Saya kira kami akan terus mendapatkannya," katanya sambil menambahkan bahwa tidak ada konflik antara pasukannya dengan tentara Rusia.

Menurut Prigozhin, Grup Wagner akan berupaya lagi merekrut pasukan setelah Bakhmut berhasil direbut.

Grup Wagner saat ini telah membuka pendaftaran anggota baru di 42 kota untuk mendapatkan tambahan pasukan.

Menunggu kiriman tank

Meski nilai strategis dari Kota Bakhmut itu sendiri masih diperdebatkan, Rusia menyatakan bahwa merebut Bakhmut menjadi langkah maju dalam peperangan tersebut, yang sekarang sudah memasuki tahun kedua.

Merebut Bakhmut akan membuka jalan untuk merebut seluruh wilayah industri di Donbas. Donetks dan Luhansk merupakan wilayah yang berada di kawasan Donbas.

Para pengamat memperkirakan bahwa Ukraina akan melakukan serangan balasan pada April sampai Mei mendatang, saat cuaca sudah mulai membaik, sambil menunggu bala bantuan, termasuk senjata berat tank Leopard dan Challenger.

Leonid Khoda, komandan brigade tank Ukraina, mengatakan bahwa bantuan tank dari Barat akan sangat berpengaruh terhadap strategi perang.

"Semua sedang menunggu, Brigade Tank Pertama juga sedang menunggu. Belum lama ini kami mengirim tim untuk belajar mengoperasikan Leopard 2A6," kata Khoda yang memimpin Brigadir Tank bertempur di selatan Donetsk.

Donetsk, kota di Ukraina yang dikuasai Rusia, dihujani tembakan meriam sebanyak empat kali pada Senin dan mengenai pemukiman. Pejabat yang didukung Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan tersebut.

Ukraina hampir tidak pernah menyatakan bertanggung jawab atas serangan di wilayah Rusia atau wilayah di Ukraina yang dikuasai Rusia.

Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendesak Jerman untuk segera memasok amunisi dan memulai pelatihan terhadap pilot Ukraina untuk menerbangkan pesawat jet tempur Barat.

Baca juga: Jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina lewati korban tewas 16 perang

Baca juga: Rusia ungkapkan tak melihat tanda-tanda Ukraina ingin berdamai

Sumber: Reuters