Tokyo (ANTARA) - Harga minyak jatuh di awal perdagangan Asia pada Kamis, memperpanjang kerugian dari sesi sebelumnya, karena kekhawatiran gangguan pasokan mereda di tengah berita bahwa negara-negara Kelompok Tujuh (G7) sedang mempertimbangkan pembatasan harga yang tinggi pada minyak Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent turun 43 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 84,98 dolar AS per barel pada pukul 01.02 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 35 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 77,59 dolar AS per barel.
Kedua kontrak acuan anjlok lebih dari 3,0 persen pada Rabu (23/11/2022) di tengah berita bahwa batas harga yang direncanakan bisa berada di atas level pasar saat ini.
Penumpukan persediaan bensin AS yang lebih besar dari perkiraan juga menambah tekanan terhadap harga.
G7 mempertimbangkan batas atas harga minyak lintas laut Rusia di kisaran 65-70 dolar AS per barel, menurut seorang pejabat Eropa, meskipun pemerintah Uni Eropa belum sepakat satu sama lain mengenai masalah ini.
Kisaran harga 65-70 dolar AS per barel akan lebih tinggi dari perkiraan pasar, kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah laporan. Itu akan mengurangi risiko pasokan global terganggu, kata Dhar.
"Jika Uni Eropa menyetujui batas harga minyak 65-70 dolar AS per barel minggu ini, kami memperkirakan risiko penurunan terhadap proyeksi harga minyak kami 95 dolar AS per barel kuartal ini," kata Dhar, menambahkan bahwa perkiraan tersebut mengasumsikan sanksi Uni Eropa disertai dengan pembatasan harga pada minyak Rusia akan mengganggu pasokan yang cukup untuk mengimbangi kekhawatiran pertumbuhan global yang sedang berlangsung.
Pemerintah-pemerintah Uni Eropa akan melanjutkan pembicaraan pada Kamis malam atau Jumat (25/11/2022), menurut diplomat Uni Eropa.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (23/11/2022) bahwa persediaan bensin dan sulingan AS telah meningkat secara substansial minggu lalu. Peningkatan tersebut meredakan beberapa kekhawatiran tentang pengetatan pasar.
Tetapi persediaan minyak mentah turun 3,7 juta barel dalam sepekan hingga 18 November menjadi 431,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,1 juta barel.
Sementara itu, Chevron Corp dapat segera memenangkan persetujuan AS untuk memperluas operasi di Venezuela dan melanjutkan perdagangan minyaknya setelah pemerintah Venezuela dan oposisinya melanjutkan pembicaraan politik, empat orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada Rabu (23/11/2022).
Baik pihak Venezuela maupun pejabat AS mendorong untuk mengadakan pembicaraan di Mexico City akhir pekan ini, kata orang-orang. Itu akan menjadi pembicaraan pertama sejak Oktober 2021 dan dapat membuka jalan bagi pelonggaran sanksi minyak AS terhadap negara OPEC tersebut.
Juga menekan harga minyak lebih rendah, kota-kota China memberlakukan lebih banyak pembatasan pada Rabu (23/11/2022) untuk mengendalikan peningkatan kasus virus corona, menambah kekhawatiran investor tentang ekonomi dan permintaan bahan bakar.
Baca juga: PT Pertamina Gas dan PHR teken perjanjian komersialisasi pipa minyak Rokan
Baca juga: Harga minyak naik setelah Arab Saudi sangkal laporan peningkatan pasokan OPEC+